Utang dari China untuk Biayai Proyek Kereta Cepat Cair Bulan Juli Ini
Berdasarkan data dari KCIC, pinjaman tahap II ditargetkan bisa dicairkan pada 12 Juli 2018 dengan nilai US$ 1,11 miliar.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Sinar Putri S.Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yakin bisa mencairkan dana pinjaman proyek tahap II dari China Development Bank (CDB) pada bulan ini.
Berdasarkan data dari KCIC, pinjaman tahap II ditargetkan bisa dicairkan pada 12 Juli 2018 dengan nilai US$ 1,11 miliar.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra mengatakan, setelah pencairan pinjaman tahap II dilakukan bulan ini, maka akan dilanjutkan dengan pencairan tahap III di akhir tahun 2018. "Bulan ini dan Desember 2018 akan cair," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (3/7/2018).
Nilai total pinjaman yang dijanjikan CDB untuk proyek ini adalah US$ 5,9 miliar atau setara dengan sekitar Rp 81 triliun.
Pencairan dana pinjaman tahap II ditargetkan bisa dilakukan pada 10 Desember 2018 dengan nilai sebesar US$ 500 juta.
Baca: Soal Susu Kental Manis Bukan Produk Susu, BPOM Diminta Terbuka dan Tegas
Rencananya dana-dana tersebut akan digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti bayar kontraktor dan pembebasan lahan.
Menurut Chandra, usai pencairan tahap pertama pada April lalu, pihaknya sudah mulai bekerja. Saat ini, dari 215 area, sudah ada 45 area yang sudah mulai digarap para kontraktor.
"Saat ini konstruksi sudah mencapai 5% dan pembebasan lahan juga sudah 69%–70%," tambahnya.
Dengan realisasi sebesar itu sampai saat ini, maka pada akhir tahun, ditargetkan konstruksi sudah bisa mencapai 25% dan pembebasan lahan sudah bisa rampung 100%, dari saat ini yang baru mencapai sekitar 70%.
Target pembebasan lahan makin cepat seiring dengan penyelesaian penggantian rumah dinas milik TNI Angkatan Udara (AU).
Baca: Pembunuh Petugas Cleaning Service Cantik Rina Casrina Ditangkap di Lampung
Serah terima kunci rumah dinas pengganti dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Rumah dinas ini ditujukan bagi anggota TNI AU yang rumah dinasnya terkena proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Rini menyatakan, rumah dinas pengganti menjadi salah satu bukti komitmen KCIC menjalankan proyek strategis nasional. Rini juga mengklaim bahwa proyek infrastruktur ini dibangun tanpa menggunakan dana APBN.
Alhasil, kini lahan di Bandara Halim Perdanakusuma bisa dimanfaatkan sebagai stasiun dan trase Kereta Cepat Jakarta Bandung.
KCIC juga menyelesaikan pembangunan terowongan sepanjang 16.375 meter di kawasan Halim, serta terowongan Walini, Bandung Barat. Dua lokasi ini krusial bagi kelangsungan proyek kereta cepat.