Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah Relatif Stabil
Bank sentral telah menempuh kebijakan menaikkan suku bunga acuan maupun intervensi di pasar untuk menstabilkan kurs Rupiah.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam kondisi yang relatif stabil.
Bank sentral telah menempuh kebijakan menaikkan suku bunga acuan maupun intervensi di pasar untuk menstabilkan kurs Rupiah.
“Nilai tukar relatif stabil cenderung menguat. BI akan terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry Warjiyo di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Kebijakan BI dinilainya menimbulkan kepercayaan pelaku pasar untuk berinvestasi di Indonesia, hal itu terlihat dari derasnya arus modal masuk (capital inflow) sebesar Rp 7,1 triliun pada periode 2 hingga 17 Juli 2018.
Seperti diketahui, sejak akhir Mei 2018 lalu, bank sentral telah mengerek suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebanyak tiga kali dengan total 100 basis poin dari 4,25 menjadi 5,25 persen.
Baca: Pengakuan Ketapang Agriculture Terkait Kantor Polisi Bersama Yang Berakhir Pencopotan Kapolres
“Berbagai kebijakan yang kita tempuh menimbulkan suatu confident di pasar,” jelas Perry.
Selain itu, di pasar valuta asing, jumlah suplai dolar AS dari korporasi rata-rata berkisar antara 500 sampai 600 juta dolar perhari.
“Kebutuhan di pasar valas semakin memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah kita,” imbuhnya.
Adapun, pada posisi kurs Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, mengacu pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menguat ke posisi Rp 14.358 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 14.435 per dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.