Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kegiatan Operasional Freeport Dinilai Bisa Menambah Utang Inalum

Inalum juga pastinya membutuhkan dana yang lebih besar untuk pengelolaan tambang Grasberg. Itu supaya, produksi tembaga maupun emas tidak turun

Editor: Sanusi
zoom-in Kegiatan Operasional Freeport Dinilai Bisa Menambah Utang Inalum
Warta Kota/Henry Lopulalan
MOU FREEPORT DAN INALUM - Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kanan) menyaksikan penandatanganan nota pendahuluan perjanjian oleh Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium Budi Gunadi (ketiga kanan) dan Presiden Direktur Freeport McMoran, Richard Adkerson (kedua kiri) terkait pokok-pokok kesepakatan divestasi saham PT Freeport Indonesia di Kantor Kemenkeu,Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/7). Perjanjian antara PT Freeport McMoran dan Inalum tersebut mencakup perpanjangan operasi 2 x10 tahun hingga 2041, pembangunan smelter dan stabilitas finansial divestasi saham PT Inalum di PT Freeport Indonesia menjadi sebesar 51 persen dari sebelumnya sebesar 9.36 persen. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai pemilik saham mayoritas sebesar 51% di PT Freeport Indonesia (PTFI). Holding industri pertambangan yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan menanggung biaya-biaya investasi yang akan keluar.

Seperti halnya kegiatan-kegiatan operasional tambang bawah tanah untuk mencapai produksi penuh, yang sebelumnya diprediksi oleh Freeport Indonesia ditahun 2021 dengan menggunakan metode block caving. Biaya investasinya bisa mencapai di atas US$ 10 miliar.

Jika investasi itu tidak keluar, maka metode block caving ini akan tersendat dan mempengaruhi produksi tambang bawah tanah. Pasalnya bila terhenti, akan terjadi peningkatan tegangan dan mengakibatkan runtuhnya terowongan, sehingga menyebabkan kerugian yang sangat besar.

Direktur Eksekutif Centre for Resources Strategic Studies (Ciruss), Budi Santoso membenarkan bahwa selain nilai utang akuisisi sebesar US$ 3,85 miliar itu, Inalum masih perlu menyiapkan dana untuk belanja modal atau capedital expenditure (capex).

"Selain tanggung jawab membangun smelter, Inalum juga harus mempertahankan produksi dengan membangun underground mining melalui metode block caving," terangnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).

Tetapi, kata Budi, metode block caving merupakan acuan investasi yang harusnya dikeluarkan oleh Freeport Indonesia. Namun, secara proporsional, Inalum selaku mayoritas pemegang saham 51% pastinya ikut mengeluarkan pendanaan.

"Jika metode itu mahal, pemerintah punya hak untuk me-review lagi rencana investasinya supaya bisa lebih rendah," tandasnya. Dengan demikian ia menyarankan, Inalum tidak hanya menjadi pemegang saham saja, melainkan menjadi operator.

Berita Rekomendasi

Senada, pengamat hukum sumber daya alam dari Universitas Tarumanegara (Untar), Ahmad Redi mengatakan, tidak hanya menyiapkan dana untuk investasi.

Inalum juga pastinya membutuhkan dana yang lebih besar untuk pengelolaan tambang Grasberg. Itu supaya, produksi tembaga maupun emas tidak turun. "Intinya pasti Inalum akan berhutang. Yang paling besar untuk underground mining-nya," kata Redi.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Pengamat: Kegiatan operasional Freeport bisa menambah hutang Inalum

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas