Tanggapan Menhub Atas Keluhan Penumpang KRL Terkait Pembaruan Sistem Tiket
“Baik tapi mereka belum bisa on time dalam melaksanakan perubahan itu,” tambahnya.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Arsy Ani Sucianingsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemhub) mengakui adanya keterlambatan perubahan sistem pada transportasi Kereta Rangkaian Listrik (KRL).
Hal ini mengakibatkan antrean panjang pada sistem ticketing yang ada di stasiun.
Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, meski terjadi keterlambatan, sistem tersebut telah selesai pada Selasa (24/7/2018).
Menurut Menhub, pihak pengelola commuter line telah berupaya untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menggunakan transportasi tersebut.
“Salahnya mereka mulai dari hari Jumat tapi minggu belum selesai. Sehingga sistem yang baru belum bisa berlangsung,” ujarnya saat di temui di Gedung DPR.
Menurutnya, maksud pengelola baik namun pengerjaan yang tidak selesai tepat waktu berdampak panjang pada pengguna.
Baca: Kasus Suap PLTU Riau-1, KPK Akan Kembali Periksa Mensos Idrus Marham Kamis Lusa
“Baik tapi mereka belum bisa on time dalam melaksanakan perubahan itu,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik kereta rel listrik (KRL) sejak Sabtu 21 Juli 2018.
Sayangnya, proses ini molor hingga Senin (23/7) kemarin. Imbas terjadi kekacauan antrean lantaran pengguna KRL harus membeli tiket kertas seharga Rp 3.000.
Selama pembaharuan segala jenis tiket elektronik tidak dapat dipakai.