SBY Sebut Orang Miskin RI Ada 100 Juta, Jubir Istana: Lihat Data, Jangan Asumsi
"Lihat aja data statistik, kan barusan disurvei, jadi ini jangan asumsi," papar Praktino di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana, melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak berasumsi dalam menyebut angka penduduk miskin di Indonesia.
"Lihat aja data statistik, kan barusan disurvei, jadi ini jangan asumsi," papar Praktino di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Mantan rektor UGM itu mengaku tidak hafal dengan data angka kemiskinan yang baru saja diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, dirinya menyakini data BPS sudah sesuai standar yang ditentukan dalam melakukan survei.
"Saya tidak hafal, tapi lihat rilis BPS yang terakhir," kata Pratikno.
Diketahui, BPS mencatat adanya penurunan angka kemiskinan per Maret 2018, menjadi 9,8 persen dan jumlah orang yang masuk kategori miskin menurun dari 27,7 juta jiwa pada Maret 2017 menjadi 25,95 juta jiwa pada Maret 2018.
Baca: Mahfud MD: Di Indonesia Tikusnya Lebih Besar dari Kucingnya
Angka ini berbeda dari jumlah orang miskin yang disebut SBY saat jumpa pers di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin kemarin.
SBY saat itu menyebut, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang.
Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.
"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY yang berdiri di samping Prabowo.