Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Telur Ayam Penyumbang Inflasi Terbesar pada Juli 2018

BPS menyatakan merangkaknya harga telur ayam ras dalam sebulan terakhir menjadi komoditas yang menyumbang tingkat inflasi

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Telur Ayam Penyumbang Inflasi Terbesar pada Juli 2018
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pedagang telur, Eeng Suhendar (56) akan menimbang telur ayam yang dipesan pembeli di kiosnya di Pasar Kosambi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (13/7/2018). Harga telur ayam di pasar tradisional di Kota Bandung melonjak hingga menembus rekor tertinggi di tahun 2018. Di Pasar Kosambi, harga telur ayam saat ini Rp 28.500 per kg, jauh lebih mahal dibanding saat menjelang Lebaran yang hanya berkisar Rp 24.000 - Rp 25.000 per kg. Kenaikan harga di luar kewajaran ini berdampak pada menurunnya omzet penjualan hingga 40 persen per hari. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Pusat Statistik menyatakan merangkaknya harga telur ayam ras dalam sebulan terakhir menjadi komoditas yang menyumbang tingkat inflasi terbesar pada Juli 2018.

“Inflasi Juli 2018 itu terjadai karena tiga poin, kenaikan telur ayam ras, kenaikan daging ayam ras dan kenaikan harga bensin,” kata Suhariyanto, Rabu (1/8/2018) di Kantor BPS, Jakarta.

Dalam catatan BPS, kelompok bahan makanan memang menyumbang andil inflasi tertinggi yakni sebesar 0,18 persen. Rinciannya, komoditas telur ayam ras menyumbang andil inflasi sebesar 0,08 persen, daging ayam ras memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,07 persen.

Memang, belakangan harga telur ayam meroket dan merata di 72 kota. "Di Banjarmasin kenaikannya bahkan mencapai 21 persen," imbuhnya.

Sementara, kelompok pengeluaran lainnya seperti sandang menyumbang andil inflasi 0,02 persen disusul kelompok perumahan sebesar 0,04 persen, makanan jadi 0,09 persen.

Kelompok pengeluaran kesehatan dan pendidikan menyumbang andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,07 persen.

Suhariyanto menuturkan, untuk bahan bakar minyak, pada Juli 2018 tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen. Hal itu terdampak dari kenaikan harga Pertamax sebesar Rp 600 per liter yang berlaku sejak awal Juli 2018.

Untuk itu, kata dia adanya pengaruh eksternal seperti kenaikan harga minyak dunia ke depannya harus tetap diwaspadai.

Berita Rekomendasi

“Kita harus terus waspada, karena faktor eksternal masih ada kenaikan harga minyak dunia,” jelas Suhariyanto.

Untuk diketahui, tingkat inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan, sementara secara inflasi berdasarkan tahun kalender tercatat di level 2,18 persen. Sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 3,18 persen.

Adapun, komponen inti pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender sebesar 1,78 persen, dan tingkat inflasi komponen inti secara tahunan sebesar 2,87 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas