Pelemahan Rupiah Masih Dibayangi Sentimen Perang Dagang
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai, pergerakan Rupiah pada perdagangan Jumat (3/8/2018) masih terbuka ruang pelemahan.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai, pergerakan Rupiah pada perdagangan Jumat (3/8/2018) masih terbuka ruang pelemahan.
Belum adanya kabar kepastian kesepakatan dalam pertemuan antara AS dan Tiongkok dalam membahas permasalahan tarif dagang di antara keduanya membuat nilai mata uang dolar AS kembali menguat.
Baca: Cek Peruntungan Lewat Zodiak Hari Ini, Leo Diramalkan Dapat Rezeki Tak Terduga
“Imbasnya tentu membuat laju Rupiah kembali melemah,” kata Reza dalam risetnya.
Dijelaskan Reza, belum tercapainya kesepakatan dagang itu seiring dengan sikap Trump yang berusaha meningkatkan tekanan terhadap China untuk konsesi perdagangan dengan mengusulkan tarif 25 persen lebih tinggi atas impor Cina senilai 200 miliar dolar AS.
Baca: Bukan AHY, Ini 3 Calon Wakil Presiden Mempuni Prabowo Subianto di Pilpres 2019
Sementara, dari dalam negeri adanya pernyataan dari Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, di mana Pemerintah mengakui fundamental ekonomi memiliki kelemahan, yakni masih bergantung dengan asing.
“Sehingga ketika global mengalami tekanan, hal itu akan mudah mempengaruhi ekonomi Tanah Air turut membuat laju Rupiah kembali terhempas ke zona merah,” jelasnya.
Reza memprediksi, hari ini gerak Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.482 hingga Rp 14.463 per dolar AS.