Konsumsi Masyarakat Tinggi, BPS Kontrol Tendensi Inflasi
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan untuk menjaga tingkat konsumsi tersebut dengan menjaga laju inflasi.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat konsumsi rumah tangga Indonesia di kuartal II 2018 mencapai 5,14 persen dan merupakan yang tertinggi sejak 2016.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan pihakya akan menjaga tingkat konsumsi tersebut dengan tetap menjaga laju inflasi.
"Untuk menuju kesana tentu kita harus menjaga inflasi betul-betul terkendali. Kalau tidak terkendali dia akan menggerus daya beli," kata Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).
Suhariyanto optimis pada kuartal III capaiannya akan tetap menguat tapi sulit untuk menyentuh angka 5,14 pasalnya pada kuartal II tingkat konsumsi didukung sejumlah momentum seperti lebaran, musim panen serta pilkada.
"Mungkin kedepan akan tetap kuat tapi tidak sekuat inilah. kemunkinanya yah, kecuali ada yang menggerakkan lagi," tutur Suhariyanto.
Baca: Kurs Rupiah Menguat Tipis Setelah BPS Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat konsumsi diprediksikan akan kembali meningkat saat kuartal IV karena ada libur natal dan tahun baru tetapi harus didukung juga dengan suasana politik yang kondusif.
"Di momen Triwulan IV karena ada liburan panjang, persiapan menjelang natal dan tahun baru. Kalau disana rumah tangga masih tetap percaya dan situasi ekonomi politik tetap terjaga itu masih tetap ada," ungkap Suhariyanto.
Adapun pada kuartal II tingginya tingkat konsumsi masyarakat periode ini karena adanya kenaikan penjualan eceran sebanyak 6,42 persen, penjualan sepeda motor yang naik 18,96 persen dan penjualan mobil juga ikut naik 3,25 persen.
Selain itu seturut dengan dibagikannya Tunjangan Hari Raya (THR) dan bantuan sosial dari pemerintah yang tumbuh 61,69 persen juga menyumbangkan kenaikan tingkat konsumi masyarakat.