Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tanggapan Faisal Basri soal Pertumbuhan Ekonomi Gagal Tembus 7 Persen

kritik yang dilontarkan partai oposisi tersebut menurutnya sudah selesai, sebab pada dasarnya setiap fraksi di DPR telah menyetujui

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in Tanggapan Faisal Basri soal Pertumbuhan Ekonomi Gagal Tembus 7 Persen
Syahrizal Sidik
Faisal Basri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota Partai Gerindra Ramson Siagian mengkritisi realisasi target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Pemerintahan Jokowi - Kalla bisa mencapai 7 persen di akhir 2019.

Namun kenyataannya, dalam asumsi makroekonomi RAPBN 2019, Pemerintah lebih realistis dengan mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Kritik tersebut mengemuka dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan saat fraksi-fraksi di DPR memberikan pandangannya atas Rancangan Undang-undang tentang APBN Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangan.

“Pertumbuhan ekonomi masih jauh dari janji 7 persen, capaian yang direalisasikan Jokowi-JK, tahun 2015 sebesar 4,8 persen, 2016 5,0 persen, dan 2017 setelah tiga tahun 5,1 persen. Proyeksi di 2018 hanya 5,2 persen,” kata Ramson, di Ruang Rapat Paripurna DPR, kemarin.

Menanggapi hal tersebut, ekonom Faisal Basri mengakui, memang target pertumbuhan ekonomi di era Pemerintahan Jokowi-Kalla masih meleset dari target. Sebab, menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 7 persen di 2019 tu adalah janji kampanye Jokowi.

“Setiap tahun kan dirundingkan lewat asumsi APBN, tahun depan 5,3 persen, yang menentukan siapa? pemerintah dan DPR, nah itu saja, DPR setuju, sudah selesai,” kata Faisal Basri saat ditemui di acara diskusi di Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Menurut Faisal, kritik yang dilontarkan partai oposisi tersebut menurutnya sudah selesai, sebab pada dasarnya setiap fraksi di DPR telah menyetujui adanya perubahan asumsi makro setiap tahunnya.

Berita Rekomendasi

“Kan sudah selesai, kok ngeritiknya di akhir, ngapain aja selama ini, dia setuju bahwa realitas berubah, asumsi berubah,” imbuh Faisal.

Justru, menurut Faisal, partai politik seharusnya menawarkan solusi atas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung bergerak mendatar di level 5 persen. Faisal menilai, masalah fundamental yang harusnya dibereskan pemerintah adalah membenahi sektor keuangannya.

“Kenapa kita tidak bisa lari kencang karena jantung kita lemah, jantungnya dibereskan, jantung itu sektor keuangan, kenapa sektor keuangan saya bilang jantung karena dia fungsinya nyedot dan memopakan kembali, kalau jantung saya masalah kan gak bisa lari cepat, kalau saya paksakan ya seperti sekarang, jadi efeknya sekarang,” tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas