Pemerintah Tingkatkan Penggunaan Komponen dalam Negeri di Sektor Kelistrikan Hingga Pembangunan
Sementara itu rupiah pagi ini (4/9/2018) dibuka pada level Rp 14.822 per dolar Amerika Serikat (AS) dan ditutup pada posisi Rp 14.935 per dolar AS.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah akan mengoptimalkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk seluruh sektor di Indonesia dalam rangka mengurangi impor karena adanya pelemahan rupiah.
Baca: Mayat Bayi Ditemukan dalam Tas, Ibunya JugaTinggalkan Surat: Bukan Maksud Saya Membuangnya
Sementara itu rupiah pagi ini (4/9/2018) dibuka pada level Rp 14.822 per dolar Amerika Serikat (AS) dan ditutup pada posisi Rp 14.935 per dolar AS.
Pembahasan mengenai penggunaan komponen dalam negeri tersebut kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembahasan bersama presiden Joko Widodo yang berlangsung siang tadi.
Darmin mengatakan yang paling ditekankan untuk meningkatkan produk dalam negeri adalah sektor kelistrikan terutama pada alat-alat pembangkit listrik.
"Kemudian yang ketiga yang dibahas itu TKDN. Terutama di listrik itu yang paling tinggi kan impor kontennya itu pmbangkit listrik," kata Darmin saat ditemui di Kantor Kemeneko perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (4/9/2018).
Kemudian sektor infrastruktur juga akan ditingkatkan penggunaan TKDNnya seperti pembangunan jembatan dan juga jalan. Walaupun persentase penggunaan barang impornya kecil hanya mencapai 20 persen.
"Kalau jalan itu tidak terlalu tinggi, kalau jembatan itu juga tidak trlalu tinggu tapi ya penggunaan barang impornya lumayanlah," kata Darmin.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kedepannya komponen dalam negeri yang akan digunakan pada proyek transportasi akan ditingkatkan menjadi 50 persen setelah sebelumnya sebesar 30 persen dan ditingkatkan kembali menjadi 40 persen.
"Pada saat kita membangun pertama lokal konten 30 persen sekaran 40 persen dalam waktu dekat kita bersama dengan BUMN akan tingkatkan jadi 50 persen," kata Budi Karya saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018).