Pengamat Ini Minta Pemerintah RI Tiru China dan India, Naikkan Harga BBM untuk Selamatkan Devisa
Shanti mengatakan negara-negara lain telah melakukan kebijakan tersebut dan berhasil menyelamatkan devisa negara.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai mengemuka belakangan kini demi menyelamatkan keuangan Pemerintah dari risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
President ASEAN International Advocacy, Shanti Ramchand Shamdasani mengatakan, pilihan menaikkan harga kjual BBM wajar saja bila dilakukan dalam kondisi sekarang.
"Pemerintah punya hak untuk menaikkan. Ceritanya lain kalau pemerintah memang tidak dalam kondisi yang membutuhkan kemudian dipotong," ujar Shanti saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Baca: Refly Harun Dicopot dari Komisaris Utama Jasa Marga, Dahnil Anzar Beri Ucapan Selamat
Shanti mengatakan negara-negara lain telah melakukan kebijakan tersebut dan berhasil menyelamatkan devisa negara.
Ada dua negara yang disebutkan oleh Shanti mengambil keputusan menaikkan harga jual BBM untuk menyelamatkan devisa negaranya, yaitu China dan India.
Baca: Gandeng Gudang Garam, Jasa Marga Kembangkan Proyek Properti 200 Ha di Kawasan Bandara Kediri
Dengan menaikkan harga jual BBM, warga China dan India jadi berpikir ulang menggunakan mobil pribadi dan memilih menggunakan transportasi umum.
"Harga minyak bisa dinaikkan dan masyarakat harus mengerti. Karena di China juga dilakukan. India, sekarang bensin sudah naik di sana," kata Shanti.
Baca: Hari Ini Bank-bank Besar Sudah Jual Dolar di Level Rp 15.000
Alhasil masyarakat di dua negara tersebut lebih memilih transportasi umum saat bepergian. Perputaran uang di negara mereka menjadi semakin meningkat.
"Kalau dulu orang naik mobil tinggal ambil kuncinya, sekarang mereka mikir-mikir dulu. Jadi saya rasa wajar kalau pemerintah mau naikkan (harga BBM)," ungkap Shanti.