ISD: IA-CEPA Menjadi Momentum Sektor Jasa Indonesia
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menghasilkan sebuah sejarah baru
Penulis: Sanusi
![ISD: IA-CEPA Menjadi Momentum Sektor Jasa Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-joko-widodo-mengajak-perdana-menteri-australia-scott-morrison_20180831_172323.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menghasilkan sebuah sejarah baru dalam hubungan perdagangan kedua negara.
Indonesia dan Australia baru saja menandatangani kesepakatan di tingkat pimpinan Australia-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"IA-CEPA merupakan momentum bersejarah dalam hubungan perdagangan Indonesia-Australia, dimana IA-CEPA merupakan perjanjian perdagangan terbesar Indonesia selama satu dekade terakhir," kata Devi Ariyani, Direktur Eksekutif Indonesia Services Dialogue (ISD), dalam keterangan tertulis, Kamis (13/9/2018).
Menurut Devi, IA-CEPA membuka peluang besar untuk sektor jasa dalam negeri, khususnya UMKM agar dapat berkembang dengan lebih cepat.
Devi mengatakan, IA-CEPA membuka peluang kerjasama, investasi dan pertukaran teknologi antara Australia dan Indonesia.
Devi juga menambahkan, sektor jasa mengalami perkembangan yang sangat pesat selama dua dekade terakhir.
Kontribusi sektor jasa terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional meningkat dari 45 persen (2000) menjadi 54 persen (2017), adanya IA-CEPA dapat mendorong perkembangan ini lebih lanjut.
"Dengan adanya IA-CEPA, ada dua peluang besar yang dapat diambil oleh sektor jasa Indonesia. Pertama, menguatkan ekspor jasa, kedua, memperoleh investasi baru," katanya.
“Selama beberapa tahun terakhir sektor jasa selalu mengalami defisit neraca perdagangan, mencapai 7 miliar dolar AS pada 2017, dimana defisit terbesar disumbangkan oleh jasa transportasi.”
“Adanya IA-CEPA dapat mendorong ekspor jasa Indonesia, yang pada akhirnya memperkecil defisit neraca perdagangan” tambahnya.
Devi mengatakan, analisis sektoral yang dilakukan oleh ISD menunjukkan bahwa sebagian besar sektor jasa mengalami kelebihan permintaan (excess demand), yang mana hal tersebut mengindikasikan bahwa kapasitas penyedia jasa domestik masih terbilang kurang.
"Sektor jasa masih membutuhkan investasi baru untuk memenuhi kebutuhan permintaan dalam negerinya. Adanya kerjasama IA-CEPA diharapkan dapat memperkuat iklim investasi sektor jasa di Indonesia," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.