Pemerintah Incar Investasi Pariwisata dan Sawit saat Pertemuan IMF-World Bank di Bali
Pertemuan tahunan IMF-World Bank akan berlangsung Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan tahunan IMF-World Bank akan berlangsung Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali.
Gelaran internasional tersebut pun ditargetkan dapat meningkatkan investasi nasional, sehingga diadakan diskusi-diskusi khusus yang akan memamerkan keunggulan yang dimiliki Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan salah satu sektor yang diunggulkan adalah pariwisata yang berpengaruh besar terhadap cadangan devisa negara.
"Ya saya kira yang tetap konsisten dengan tema kita tiga tahun terakhir itu pariwisata. Sangat jelas. Penghasilan devisa kita terbantu sekali oleh pertumbuhan pariwisata internasional," papar Lembong saat ditemui di kantor Kemenkomaritim, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).
Selain itu sektor sawit juga akan dipromosikan pada ajang yang akan menghadirkan gubernur bank dari berbagai negara itu.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan, menuturkan saat ini tengah dibuat presentasi untuk ditunjukkan kepada para peserta IMF-WB. Investasi di sektor sawit akan dikhususkan untuk bantuan kepada petani-petani kecil yang menghasilkan sawit.
"Lagi disusun, terutama soal pendanaan. Jadi pendanaan untuk petani (sawit) kecil. Kan ini IMF-WB, makanya ini poinnya lagi dibahas. Harapannya untuk dukungan ke petani-petani kecil, petani mandiri," papar Paulus.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol, menyebutkan di pertemuan IMF 2018 akan menawarkan 79 proyek infrastruktur dengan nilai total proyek sebesar 86,1 miliar yang melibatkan 22 perusahaan pelat merah.
“Kita tawarkan di situ sebesar 42 miliar dolar AS peluang invetasi, tapi nilai project totalnya sekitar 86 miliar dolar AS,” ujar Sahala.