Kisah Sukses Darsono Perajin Marakas, Produksinya Dieskpor dan Dipesan 50.000 Saat Asian Games
Sudah hampir 12 tahun ini, Darsono (41), menekuni usaha membuat kerajinan marakas atau alat musik sejenis perkusi.
Editor: Hendra Gunawan
Sekarang ada tiga pekerja yang membantu Darsono memproduksi marakas. Para pekerja ini bertugas membubut kayu dan mengecat.
Darsono hanya bagian finishing dan mengecek kualitas bunyi marakas.
Dalam sebulan, Darsono rata-rata harus memproduksi 8.000 unit marakas.
"Produksi itu untuk melayani pesanan dalam kota dan sebagian untuk diekspor ke Brunei Darussalam. Untuk ekspor, sudah ada pengepulnya," katanya.
Kerajinan marakas karya Darsono tidak satu jenis saja. Dia membuat marakas dengan bermacam model mulai berbentuk bola, telur, hingga labu.
Dia juga menghias marakas dengan cat warna warni untuk menambah kesan indah pada alat musik itu.
Darsono mengaku juga ketiban rezeki saat ada perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia.
Dia mendapat pesanan marakas sebanyak 50.000 unit dari seorang distributor.
Distributor itu hendak menjual marakas karyanya ketika Asian Games berlangsung.
Darsono menyanggupi pesanan marakas dari seorang distributor itu.
Dia mulai mengerjakan pesanan marakas untuk Asian Games pada Juni 2018.
"Itu merupakan pesanan paling banyak selama saya menjadi perajin marakas," katanya. (Samsul Hadi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Darsono, Perajin Marakas Asal Blitar yang Karyanya Diekspor Hingga Brunei Darussalam,