Layanan Gas Terintegrasi PGN Tingkatkan Perekonomian Jawa Timur
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan saat ini perusahaan telah memperkenalkan PGN Integrated Solution
Penulis: Sanusi
Dari jumlah itu, segmen indutri dan pembangkit listrik telah mencatatkan konsumsi gas bumi sebesar 128,34 BBTUD dari sebanyak 465 pelanggan.
Sedangkan sektor komersial dan UKM tercatat mengonsumsi sebanyak 4,68 BBTUD, dan sektor rumah tangga mencapai 0,85 BBTUD.
Sebagai wilayah industri yang menopang kinerja ekspor nasional, Jawa Timur mempunyai industri olahan yang produktif. Dari catatan PGN, sektor industri olahan paling banyak menyerap gas bumi layanan PGN terdapat di produsen produk kimia, makanan, keramik, dan baja dasar.
Bangun Jargas di Pasuruan-Probolinggo
Sementara itu, PGN juga saat ini sedang melakukan pembangunan Jaringan Gas (Jargas) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur.
Pembangunan Jargas ini akan mengalirkan gas dari sumber yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd (0,2 MMSCFD) dengan nilai kontrak pembangunan Jargas mencapai Rp 96,88 miliar.
Pembangunan jargas tersebut sepanjang 107,9 km dilakukan untuk melayani 11.339 Sambungan Rumah (SR), yang terdiri dari Kota Pasuruan 51 km untuk melayani 6.314 SR. Sedangkan Kota Probolinggo sepanjang 56,9 km yang terbagi dalam 8 sektor untuk melayani 5.025 SR.
Pembangunan jargas yang dimulai pada April hingga Desember 2018 terlaksana sesuai target. Hingga sekarang, pembangunan fisik telah mencapai 69,54 persen.
Dengan pembangunan Jargas, ribuan warga yang berada di beberapa kelurahan tersebut, akan menikmati layanan gas dari PGN, diantaranya Kelurahan Jatimayangan, Kota Probolinggo, yang merupakan lokasi yang dikunjungi Menteri ESDM.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengungkapkan sejauh ini, pemerintah dan PGN bahu-membahu melakukan perluasan pembangunan Jargas. Ke depan, katanya, kian banyak skema yang bisa digunakan untuk merealisasikan pembangunan Jargas.
“Sebab, gas merupakan energi masa depan yang sangat membantu kehidupan masyarakat. Indonesia melalui PGN mempunyai potensi besar sebagai penyangga dan pelayan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sejauh ini, penggunaan gas melalui pipa, terhitung masih sedikit. Padahal, selain lebih konsisten dari sisi pasokan, harga pun relatif jauh lebih murah.
Beberapa keunggulan gas pipa khususnya yang didistribusikan PGN antara lain berasal dari kekayaan gas bumi di dalam negeri. Artinya, penggunaan gas pipa bagi konsumsi rumah tangga, tak membebani neraca perdagangan lantaran impor gas yang terjadi pada gas elpiji.
Keunggulan lain yakni konsumen cukup membayar Rp 4.000 per meter kubik. Sebaliknya, untuk konsumsi Elpiji 3 kilogram, konsumen harus merogoh kocek Rp 5.200 per meter kubik, itupun mesti ditopang subsidi.
Gas pipa yang dijajakan PGN merupakan jenis gas metana berbobot jenis ringan, sehingga cepat dan gampang menguap, minim risiko kebakaran. Sedangkan gas Elpiji merupakan gas propana dengan bobot massa lebih berat, mudah tersulut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.