IPO, Perusahaan Penyewaan Alat Berat Superkrane Kelebihan Permintaan 11 Kali
Perusahaan penyewaan crane dan alat berat, PT Superkrane Mitra Utama Tbk siap melantai di bursa saham pada 11 September 2018.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan penyewaan crane dan alat berat, PT Superkrane Mitra Utama Tbk siap melantai di bursa saham pada 11 September 2018.
Pada penawaran umum perdananya, saham Superkrane kelebihan permintaan 991 persen atau hampir 11 kali.
Masa penawaran umum saham perdana Superkrane berlangsung 3-5 Oktober 2018 dengan harga pelaksanaan Rp 700 per saham. Jumlah saham yang dilepas mencapai 300 juta atau setara 20 persen saham setelah IPO. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 210 miliar.
Head of Investment Banking UOB Kay Hian Sekuritas John Octavianus selaku penjamin pelaksana emisi efek IPO Superkrane menyatakan, ada tiga faktor yang membuat saham perdana perusahaan ini diburu investor.
Pertama, perseroan sangat terkait dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kedua, Superkrane adalah perusahaan penyewaan crane terbesar di Indonesia. Ketiga, valuasi saham IPO Superkrane murah.
Dengan harga IPO Rp 70O, dia mencatat, EV/EBITDA saham Superkrane mencapai 4,2 kali berdasarkan estimasi kinerja 2019, diskon 40 persen dari rata-rata perusahaan pembanding sejenis 7 kali.
"IPO Superkrane menarik di tengah kondisi pasar yang volatile, minat investor relatif kuat, sehingga seluruh saham IPO terserap dengan valuasi yang optimal," kata John di Jakarta, Senin (8/10/2018).
John menuturkan, mayoritas saham IPO dialokasikan kepada investor jangka panjang, yang terdiri atas beberapa dana pensiun, aset manajemen, dan high networth investor.
Berdasarkan prospektus Superkrane, sebanyak 50 persen dana hasil IPO digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian crane baru, 25 persen untuk membayar utang dan sisanya untuk modal kerja.