Pertemuan Tahunan IMF-WB Jadi Momentum Tingkatkan Investasi
melalui pertemuan tersebut waktu yang tepat untuk mempromosikan berbagai potensi Indonesia, terutama dari sisi pariwisata
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang dihelat di Bali pada 8-15 Oktober menjadi momentum untuk meningkatkan invetasi di Indonesia. Sebab, acara tersebut mendatangkan 19.800 peserta dari 189 negara.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menyampaikan, momentum pertemuan tahunan tersebut juga menjadi ajang bagi pemerintah Indonesia menunjukkan kepada dunia internasional bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat di tengah gejolak ekonomi global.
“Ini kesempatan kita untuk memperlihatkan bahwa ekonomi kita itu cukup kuat," kata Inarno, Senin (8/10/2018) di Gedung BEI, Jakarta.
Selain itu, melalui pertemuan tersebut waktu yang tepat untuk mempromosikan berbagai potensi Indonesia, terutama dari sisi pariwisata maupun investasi.
“Ini adalah saat-saat kita menjual potensi kita, baik untuk pariwsata maupun lainnya (investasi),” ungkapnya.
Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, kepada Tribunnews.com menyampaikan, pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali akan berdampak positif bagi perekonomian nasional, salah satunya ke investasi.
“Melalui perhelatan yang melibatkan 189 negara dan begitu banyak lembaga dan tokoh-tokoh penting ini, Indonesia bisa menunjukkan semua potensi yang dimiliki,” kata Piter, Senin (8/10/2018).
Piter melanjutkan, dengan mengundang investor global, diharapkan ajang tersebut akan memacu minat investasi terutama di sektor infrastruktur di tanah air seperti yang sedang digalakkan pemerintah.
“Inilah yang kemudian bisa mengundang investasi para investor global yang kemudian juga akan memacu pembangunan infrastruktur,” jelasnya.
Ekonomi Bali Tumbuh
Secara terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menyampaikan, adanya pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata.
“Dengan adanya pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF, pertumbuhan ekonomi di Bali naik 0,64 persen menjadi 6,54 persen,” kata Bambang, dalam acara Forum Merdeka Barat 9, Senin (17/9/2018) di Kementerian Keuangan.
Bambang merinci, kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut di antaranya disumbang oleh sektor konstruksi sebesar 0,26 persen, diikuti sektor perdagangan 0,21 persen, perhotelan sebesar 0,12 persen dan sektor makan dan minuman sebesar 0,05 persen.
Sementara, untuk total dampak langsung dari pertemuan tahunan tersebut terhadap ekonomi Bali sebesar Rp 5,7 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 3 triliun antara lain berasal dari invetasi infrastruktur seperti pembangunan underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Kompleks Garuda Wisnu Kencana. Selebihnya berasal dari pengeluaran pengunjung domestik dan mancanegara yang diestimasikan menyumbang Rp 1,1 triliun.
“Jadi output perekonomian bertambah Rp 7,8 triliun sebagai dampak dari penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia di Bali,” imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.