Ekses Pelemahan Rupiah, Panasonic Naikkan Harga Jual Produk Elektronik
Bahan baku produksi sendiri 69% harus impor, sedangkan sisanya merupakan komponen dalam negeri.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Ika Puspitasari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) turut menekan industri elektronik, salah satunya Panasoic.
Assistant General Manager Air Conditioner Panasonic Gobel Indonesia, Heribertus Ronny mengungkapkan lantaran kondisi nilai tukar rupiah yang semakin terpuruk membuat perusahaan terpaksa mengerek harga jual. “Beberapa waktu lalu kami sudah menaikan harga produk sekitar 6%,” ungkapnya, Selasa (9/10).
Baca: Amien Rais Disebut Akan Didampingi 300 Pengacara, Ruhut Sitompul: Sangat Berbeda dengan Ahok
Ia mengatakan bahan baku produksi sendiri 69% harus impor, sedangkan sisanya merupakan komponen dalam negeri. Alhasil, saat kurs naik biaya yang perusahaan keluarkan untuk bahan baku juga meningkat.
Hal ini dibenarkan oleh Associates Director PT Panasonic Manufacturing Indonesia, Daniel Suhardiman.
Baca: Petugas Gunakan Anak Ayam untuk Pancing Buaya yang Terlihat di Kali Anak Ciliwung Agar Keluar
Ia mengatakan kenaikan harga jual di tengah kondisi nilai tukar rupiah ini merupakan hal yang wajar dilakukan oleh pemain eletronik.
“Wajar kalau ada kenaikan harga karena bahan baku kita masih banyak yang diimpor,” ungkapnya.
Baca: Ungkapan Haru Dirigen Viking Soal Sanksi Berat Persib Bandung: Maafkan Kami Persib Bandung
Seiring naiknya harga jual ini, Daniel menilai belum begitu berdampak dengan pasar. Ia menambahkan, peningkatan harga jual masing-masing produk berbeda. Daniel berharap ke depannya nilai tukar rupiah dapat kembali stabil.