Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Proyeksi Rupiah Rp 14.800 hingga 15.200 per Dolar AS Pada 2019

Bank Indonesia mengubah proyeksi nilai tukar Rupiah di tahun depan pada kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar Amerika Serikat

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in BI Proyeksi Rupiah Rp 14.800 hingga 15.200 per Dolar AS Pada 2019
Syahrizal Sidik
Rapat Banggar DPR dengan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro membahas soal RUU tentang APBN 2019. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTABank Indonesia mengubah proyeksi nilai tukar Rupiah di tahun depan pada kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar Amerika Serikat. Angka itu, lebih tinggi dari poyeksi awal Bank Indonesia pada kisaran Rp 14.300 hingga Rp 14.700 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perubahan proyeksi Rupiah itu disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global di tengah dinamika ekonomi yang terjadi baik di dalam negeri maupun global yang terjadi begitu cepat.

Baca: Namanya Disebut Jadi Investor Strategis Muamalat, Ini Jawaban Dato Sri Tahir

“Sejak awal September terjadi pelemahan nilai tukar dan kondisi tekanan yang sangat tinggi di negara-negara emerging market terutama di Turki, Argentina dan sejumalh negara lain,” kata Perry, di Banggar DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/10/2018).

Perry menuturkan, untuk tahun depan, ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global yang bisa menekan kurs Rupiah. Pertama, normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang diperkirakan, The Fed akan kembali menaikkan bunga acuannya.

Tekanan kedua, lanjutnya bersumber dari kebijakan bank sentral di Eropa yang juga diprediksi bakal mengerek suku bunga acuannya untuk memperkuat nilai tukar Euro.

“Dari Eropa kemungkinan paruh kedua tahun depan ada kemungkinan normalisasi kebijakan moneeter atau pengetatan kebiajkan moneter akan imbangi kekuatan dolar,” imbuhnya.

Selain itu, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara maju masih akan memunculkan ketidakpastian ekonomi. Namun, saat ini Amerika Serikat sudah melakukan perundingan dengan sejumlah negara untuk meredam tensi perang dagang.

Berita Rekomendasi

“Selama pertemuan IMF sudah ada suatu kelanjutan perundingan perdagangan, antara AS dengan Kanada. AS dengan Korea Selatan sudah ada progres positif,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas