GO-JEK Buka Lebar Penyandang Disabilitas Bergabung sebagai Mitra
Layanan dalam fitur Go-Life yang mempekerjakan mitra disabilitas tak hanya dua itu. Ada pula Go-Glam, Go-Laundry, Go-Clean, dan Go-Daily
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Go-Life, sebagai penyedia layanan kebutuhan sehari-hari masyarakat membuka lebar kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai mitra.
VP Marketing Go-Life Yuanita Agata mengatakan, mereka ingin agar penyandang disabilitas diberi kesempatan yang sama untuk bekerja sebagaimana lainnya.
Tanpa menyebut detil angkanya, Yuanita mengatakan bahwa mitra disabilitas yang tergabung dalam Go-Life, khususnya untuk layanan Go-Auto dan Go-Massage termasuk besar.
"Perbandingannya 1 dari 20 mitra Go-Massage dan Go-Auto merupakan penyandang disabilitas," ujar Yuanita di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Layanan dalam fitur Go-Life yang mempekerjakan mitra disabilitas tak hanya dua itu. Ada pula Go-Glam, Go-Laundry, Go-Clean, dan Go-Daily untuk belanja kebutuhan harian.
Namun, jumlahnya tak sebanyak di layanan Go-Massage dan Go-Auto. Yuanita mengatakan, disabilitas yang bergabung menjadi mitra, khususnya tunanetra dan tunarungu, lebih banyak bergabung ke ruangan itu.
Penyandang tunanetra lebih banyak bekerja di Go-Massage karena memiliki keahlian sebelumnya. "Rata-rata yang tunanetra mengikuti pelatihan dulu di Dinas Sosial dan sudah punya setrifikat memijat," kata Yuanita.
Baca: Istri Bill Gates Puji GO-JEK Beri Banyak Manfaat Ekonomi lewat Teknologi
Sementara untuk Go-Auto, mitra tunarungu bisa bergabung karena pekerjaannya tak menuntut berinteraksi banyak dengan pelanggan. Mitra hanya perlu fokus pada kendaraan yang dibersihkan atau diperbaiki.
Biasanya, kata Yuanita, hasilnya bisa lebih bersih dan memuaskan. "Karena tidak bisa mendengar jadi bisa lebih fokus dengan pekerjaannya," kata dia.
Namun, sayangnya masih ada segelintir masyarakat yang memandang mitra disabilitas sebelah mata. Padahal, pekerjaan mereka sama apiknya dengan mitra lainnya.
Hal ini menggugah Go-Jek untuk menggerakkan kampanye #HilangkanBatasan. Kampanye ini tak hanya mendobrak batas bagi kaum disabilitas untuk mendapat kesetaraan, tapi juga mengubah mindset masyarakat untuk menerima mereka dalam kehidupan.
Yuanita mengatakan, disabilitas patut diberi kesempatan yang sama untuk bekerja.
"Dari sisi kualitas layanan, lebih dari 90 persen pengguna Go-Life menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan mitra penyandang disabiitas. Ini membuktikan disabilitas bukan pantangan untuk berkarya," kata Yuanita.