Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penandatanganan Nota Kesepahaman CPO Palm Acid 13,57 Juta Dolar AS ke Jepang

Energi biomassa menjadi energi terbarukan yang diandalkan oleh pemerintah Jepang karena bisa menjadi penyuplai listrik untuk beban dasar secara stabil

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Penandatanganan Nota Kesepahaman CPO Palm Acid 13,57 Juta Dolar AS ke Jepang
Kementerian Perdagangan Indonesia
Penandatanganan kesepahaman untuk CPO high FFA dengan nilai 13,57 dolar AS ke Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang agresif dalam membangun energi terbarukan untuk menggantikan tidak hanya energi fosil, namun juga energi nuklir.

"Syukurlah kita hari ini menandatangani kesepahaman untuk CPO high FFA dengan nilai 13,57 juta dolar AS ke Jepang," kata Ananda Setiyo Ivannanto, CEO PT Awina Sinergi International kepada Tribunnews.com, Senin (29/10/2018).

Energi biomassa menjadi energi terbarukan yang diandalkan oleh pemerintah Jepang karena bisa menjadi penyuplai listrik untuk beban dasar (baseload) secara stabil.

Dan Indonesia mempunyai peranan strategis untuk menjadi penyedia utama bahan bakar tersebut terutama memanfaatkan produk turunan dari kelapa sawit yang merupakan produk ekspor utama dan kontributor Pemasukan Domestik Bruto (PDB) terbesar di Indonesia.

Menurut data Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, tahun 2030 Jepang akan membangun 24.000 MW pembangkit listrik tenaga biomassa.

Dimana 20.000 MW-nya untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga nuklir dan 4.000 MW pembangkit listrik tenaga biomassa baru.

Berita Rekomendasi

Setidaknya 4 juta ton senilai 1,46 miliar dolar AS, atau sebesar 10 persen dari total pembangkit baru tersebut akan memanfaatkan bahan bakar cair berbasis kelapa sawit.

Hal ini lah yang mendorong Nanofuel Co. Ltd. untuk mengembangkan teknologi “Nano Bio Fuel” memanfaatkan berbagai produk turunan berbasis kelapa sawit, antara lain Crude Palm Oil (CPO), Palm Acid Oil(PAO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan RefinedBleached Deodorized (RBD) Stearin menjadi bahan bakar cair.

Baca: Pukul Benda Diduga Granat, Istanto Kehilangan Pergelangan Tangan Kirinya

“Nano Bio Fuel” ini dapat membuat bahan bakar cair berbasis kelapa sawit dicampur dengan air sebanyak 25 persen yang sudah dijadikan ukuran nano dari 198 ppm menjadi 6 ppm sehingga efisiensi pembakaran lebih tinggi.

Pengembangan teknologi ini juga didukung oleh pemerintah Jepang melalui New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO).

Nanofuel Co. Ltd. menggandeng PT Awina Sinergi International (Awina International), perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang dimiliki oleh PT Awina Sinergi Indonesia (Awina Indonesia) dari Indonesia dan AAI Co. Ltd. dari Jepang yang bergerak di energi terbarukan dan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN Holding) yang bergerak di usaha perdagangan produk PTPN, untuk menyediakan berbagai jenis bahan bakar cair berbasis kelapa sawit untuk Nanofuel di Jepang.

Realisasi kerja sama ini akan diawali di tahun 2019 dengan ekspor PAO atau CPO dengan FFA tinggi kuantitas 36.000 ton dengan nilai transaksi ekspor senilai 13,57 juta dolar AS.

Kerja sama 4 pihak untuk penyediaan PAO ini akhirnya disepakati dalam bentuk Nota Kesepahamaan (MoU) yang ditandangani di hari terakhir Trade Expo Indonesia 2018 bertepatan di hari Sumpah Pemuda.

Acara disaksikan oleh Arlinda, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, dan Faried Rachman, Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.

Empat pihak ini juga berkesempatan melakukan audiensi dengan Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

Dalam audiensi kepada Menteri Perdagangan, pihak Nanofuel diwakili President and CEO nya Takehiko Matsumura mengutarakan selain membeli bahan bakar cair berbasis kelapa sawit dari Indonesia, juga ingin memberikan kontribusi memproduksi bahan bakar cair berbasis kelapa sawit untuk kebutuhan domestik di Indonesia.

Menteri Perdagangan menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama empat pihak ini dan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia mendukung ekspor bahan bakar cair berbasis kelapa sawit ini ke Jepang.

Juga mendorong Nanofuel untuk dapat membuat fasilitas produksi teknologinya di Indonesia, karena Indonesia ke depannya akan implementasi B30 hingga B100 untuk pemanfaatan pembangkit, kendaraan, dan jet fuel.

Baca: Penyebab Siswi SMK Bunuh Diri Mulai Terkuak, Berawal dari Utang yang Dimiliki Korban

Awina International diwakili Presiden Direktur Ananda Setiyo Ivannanto dan AAI Co. Ltd. yang diwakili Senior Managing Director Mr. Yuukichi Hirayama dalam audiensi dengan Menteri mengutarakan keseriusannya dalam memanfaatkan limbah dari kepala sawit untuk menjadi bahan bakar dan diekspor ke Jepang.

Sebelumnya Awina International dan AAI Co. Ltd. telah melakukan MoU di tahun 2017 di Jepang dengan pihak JAG Energy dan Bakrie Brothers disaksikan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia untuk mengolah tandan kosong sawit dengan semikarbonisasi menjadi bahan bakar pembangkit listrik di Jepang.

Edward S. Ginting, Presiden Direktur PT KPBN, yang akrab disapa Edo dalam audiensi dengan Menteri Perdagangan menyatakan dukungannya untuk kegiatan ekspor produk bahan bakar cair berbasis kelapa sawit ke Nanofuel/

Termasuk untuk menyediakan sumber tidak hanya dari PTPN saja, maupun dari pabrik kelapa sawit swasta.

Termasuk untuk bisa mengupayakan skema komersil yang saling menguntungkan dan dapat disepakati oleh semua pihak terutama terkait dengan kontrak jangka panjang dan stabilitas harga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas