Pertumbuhan Laba Gudang Garam Terkonstraksi oleh Pajak dan Beban Cukai
Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan laba bersih Rp 5,76 triliun pada kuartal tiga tahun ini
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Auriga Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan laba bersih Rp 5,76 triliun pada kuartal tiga tahun ini. Angka tersebut naik 6,31% dibandingkan tahun sebelumnya di priode yang sama Rp 5,41 triliun.
Pertumbuhan laba ini lebih mini jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan.
Pada sembilan bulan pertama tahun ini, GGRM mengantongi pendapatan Rp 69,89 triliun, tumbuh 13,6% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 61,52 triliun.
Pertumbuhan laba yang lebih kecil daripada pendapatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pokok penjualan yang lebih tinggi.
Biaya pokok penjualan meningkat 16,06% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 56,18 triliun. Alhasil margin laba kotor Gudang Garam turun menjadi 19,62% dari sebelumnya 21,33%.
Baca: Polairud Kembali Temukan Potongan Tubuh Korban dan Serpihan Lion Air JT 610 di Tengah Ombak Besar
Total biaya produksi GGRM naik 5,33% menjadi Rp 13,44 triliun.
Sementara porsi kenaikan terbesar biaya pokok penjualan adalah biaya pita cukai, PPN dan pajak rokok yang mencapai 21,18% menjadi Rp 43,31 triliun.
Baca: Prime Gears Tebar Promo Menarik Helm Arai dan Apparel Taichi di IMOS 2018
Kontribusi terbesar pendapatan GGRM masih berasal dari dalam negeri yakni sebesar 97,2% atau setara Rp 67,95 triliun, pendapatan tersebut bersumber dari penjualan sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, rokok klobot dan kertas karton.
Sementara itu kontribusi penjualan ekspor terhadap total pendapatan hanya sebesar 2,7% atau setara dengan Rp 1,93 triliun. Pendapatan ekspor ini turun 13,8% secara year on year (yoy).
Baca: Data Lengkap Insiden Kecelakaan Lion Air dari Tahun ke Tahun
Meski pendapatan naik, emiten dengan kode saham GGRM juga membukukan kenaikan beban usaha menjadi Rp 5,52 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,51 triliun.
Pada priode Januari-September total aset perseroan turun tipis menjadi Rp 66,75 triliun dari tahun sebelumnya di priode yang sama Rp 66,76 triliun.
Sedangkan, utang Cukai PPN dan pajak rokok GGRM mengalami lonjakan menjadi Rp 10,19 triliun dari sebelumnya Rp 1,08 miliar.