Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Dorong Penguatan IHSG dan Rupiah
Sebanyak 226 saham terpantau menguat, 152 saham lainnya bergerak melemah dan 135 saham bergerak mendatar.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini ditutup menguat 97,44 poin atau 1,66 persen ke posisi 5.955,73 poin pada penutupan perdagangan Kamis (15/11/2018).
Pada awal perdagangan pagi tadi IHSG dibuka menguat pada posisi 5.885,21 poin. Hari ini, IHSG mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 8,56 triliun dari 11,44 miliar unit saham yang diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 424,165 kali.
Sebanyak 226 saham terpantau menguat, 152 saham lainnya bergerak melemah dan 135 saham bergerak mendatar.
Dari bursa saham Asia, indeks Nikkei terkoreksi 0,2 persen. Adapun, indeks Hang Seng dan Shanghai Composite menguat masing-masing 1,75 persen dan 1,37 persen.
Dari bursa saham Amerika Serikat, indeks Dow Jones melemah 0,81 persen disusul pelemahan indeks S&P 500 sebesar 0,76 persen.
Rupiah Menguat
Sore ini, nilai tukar Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp 14.665 per dolar AS dari pembukaan perdagangan Rp 14.753 per dolar AS.
Di pasar spot, hari ini Rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 14.645 hingga Rp 14.782 per dolar AS.
Baca: Menhub: Garuda Ambil Alih Operasional Sriwijaya Untuk Cegah Perang Tarif
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI di Jakarta menyampaikan, penguatan rupiah di bulan November 2018 menguat dipengaruhi aliran masuk modal asing.
Arus masuk modal asing tersebut menurutnya dipicu kondisi perekonomian domestik yang tetap kondusif, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan pengaruh sentimen positif dari hasil pemilu di AS serta sempat meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.
Baca: Pasca Laka Lion Air PK-LQP, Boeing dan FAA Isyaratkan Ganti Perangkat Lunak 737 MAX
Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terjadi pada semua jenis aset, termasuk ke pasar saham.
“Sampai 14 November 2018, secara year to date Rupiah terdepresiasi 8,25 persen atau lebih rendah dari Turki, Afrika Selatan, India, dan Brazil,” kata Perry Warjiyo, Kamis (15/11/2018).
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan, RDG Bank Indonesia memberikan sentimen yang positif untuk pasar.
“Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah,” ujarnya.