Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jadi Korban Penipuan First Travel, Bagus Berinisiatif Bikin Marketplace Khusus Biro Umrah

Belakangan marak kejadian agen perjalanan umrah yang berperkara hukum karena menggelapkan dana umrah calon jemaah.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Jadi Korban Penipuan First Travel, Bagus Berinisiatif Bikin Marketplace Khusus Biro Umrah
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Terdakwa yaitu Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, dan Direktur Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan menjalani sidang eksepsi kasus dugaan penipuan dan penggelapan oleh agen perjalanan umrah First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Senin (26/2/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan marak kejadian agen perjalanan umrah yang berperkara hukum karena menggelapkan dana umrah calon jemaah.

Banyaknya calon jemaah yang kena tipu menggugah Bagus Nur Mei Majid untuk mencari tahu akar masalahnya. Karena keluarga Bagus juga turut menjadi korban biro travel First Travel.

Ternyata, sebagian dari masyarakat belum mendapat informasi dan rekomendasi yang tepat untuk mencari agen perjalanan umrah yang kredibel dan terpercaya.

Kebanyakan masih meminta rekomendasi orang terdekat atau tetangga, namun tak menjamin bahwa rekomendasinya tepat.

Oleh karena itu, Bagus bersama saudaranya yang menjadi korban penipuan agen tersebut mendirikan Umrohnesia, sebuah marketplace yang berisi sejumlah agen perjalanan umrah yang dijamin kualitasnya.

"Kita lihat legalitasnya dulu. Saya kan background-nya auditor. Saya lihat, verifikasi mana yang layak," ujar Bagus di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Baca: Kans PSM, Persija, dan Persib Main di Piala AFC, Runner Up Liga 1 Pastikan Satu Tempat di Grup H

Agen perjalanan umrah yang menjadi mitra Umrohnesia juga melalui seleksi yang ketat. Pertama, akan dicek legalitasnya apakah perusahaan tersebut memiliki surat izin operasional, termasuk izin sebagai agen pariwisata dan umrah.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga dilihat bagaimana rekam jejak perusahaan dalam tiga bulan hingga satu tahun terakhir. Apakah kinerjanya baik atau ada keluhan dari masyarakat.

Umrohnesia juga melihat latar belakang pemilik dan direksi perusahaan tersebut. "Dilihat direksinya bermasalah, tidak. Jangan sampai dulu pernah buat travel dan bermasalah, lalu buat brand baru lagi," kata Bagus.

Baca: Kuasa Hukum Korban First Travel Pertanyakan Peran Kemenag Terkait Keberangkatan Jemaah

Hal lain yang juga penting yakni perusahaan tersebut tidak boleh konsorsium. Ada beberapa pemilik agen perjalanan yang tak berizin, kemudian memberikan calon jemaah yang masuk dalam daftarnya kepada agen perjalanan lain untuk dibernagkatkan.

"Ada yang seperti itu masuk ke kita, langsung kita tolak," kata Bagus. Umrohnesia baru didirikan 27 September 2018.

Hingga saat ini, sudah ada 9 transaksi yang terjadi. Dalam waktu dekat, ada empat yang akan diberangkatkan. Untuk pembayaran, Umrohnesia memiliki rekening bersama.

Uang disetorkan calon jemaah ke rekening bersama tersebut, bukan langsung ke agen perjalanan.

Setelah calon jemaah telah dipastikan berangkat, baru dananya akan cair dan diteruskan ke agen Selayaknya marketplace lain, masyarakat bisa memberi penilaian ke perusahaan perjalanan umrah berupa rating atau komentar secara terbuka.

Dengan demikian, orang yang mengakses Umrohnesia bisa melihat langsung ulasan pengguna jasa perusahaan tersebut.

"Kami mau jadi solusi masalah travel umrah tanpa menggantikan fungsi agen itu. Zaman yang tadinya konvensional mau kita ubah jadi digital dan aman," kata Bagus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Umrohnesia, "Marketplace" yang Lahir Setelah Kena Tipu Biro Travel" 

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas