Produk Hortikuktura Indonesia Diminati Dunia
Pemerintah terus berupaya menggenjot devisa nasional melalui ekspor komoditas sektor-sektor strategis.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menggenjot devisa nasional melalui ekspor komoditas sektor-sektor strategis.
Sektor pertanian masih menjadi salah satu tumpuan utama dan memberikan andil besar dalam penghimpunan devisa.
Produk ekspor yang menunjukkan kinerja kenaikan adalah produk hortikultura tropis seperti manggis, durian, pisang, tanaman obat, benih hingga tanaman hias.
"Sesuai arahan Bapak Presiden dan Menteri Pertanian, ekspor produk hortikultura tropis terus kami genjot volumenya. Sistem perijinan ekspor kami pangkas sesimpel dan secepat mungkin. Kementan siap memfasilitasi pelaku usaha yang punya orientasi ekspor," demikian ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi di Makassar, Sabtu (15/12/2018).
"Selain mendatangkan devisa, ekspor hortikultura membawa banyak multiplier effect lainnya seperti peningkatan produksi, mutu, stabilitas harga dalam negeri hingga mensejahtera-kan petani," tambah Suwandi.
Baca: Kementan Terapkan Budidaya Ramah Lingkungan Sepanjang Kawasan Hortikultura 2019
Kinerja Ekspor Hortikultura
Suwandi membeberkan kinerja ekspor hortikultura tahun 2017 secara kumulatif naik 80,5% jika dibanding periode 2013. Ekspor buah-buahan tropis hingga tahun 2017 mengalami peningkatan kumulatif 140% dibandingkan tahun 2013.
Khusus Manggis, ekspornya melonjak dari 7.648 ton di tahun 2013 menjadi 38.600 ton di tahun 2017, atau meroket hingga 405%.
"Sementara ekspor nenas 2017 secara kumulatif juga naik 22% sejak 2013. Bahkan ekspor manggis pada tahun 2018 jauh lebih tinggi lagi, prediksi mencapai 60 ribu ton," ungkapnya.
Industri perbenihan dalam negeri sudah maju dan mampu bersaing dengan produk benih negara lain. Selain kangkung, beberapa benih hortikultura yang telah diekspor yaitu benih pare, cabai, paprika, timun, gambas, melon, waluh, sweet corn, pare welut, semangka, terong, tomat, jagung pulut, kacang panjang, bayam, okra dan buncis.
"Kalau dulu hampir tiap hari kita dijejali dengan buah-buahan impor. Kini buah-buahan lokal sudah mampu menggantikannya, bahkan ekspor," sebut Suwandi.
“Untuk bawang merah dan sayuran lainnya, kita akan terus pacu ekspor. Selain devisa, Kementan berkepentingan membantu menjaga harga di tingkat petani agar tetap bertahan stabil terutama saat panen melimpah," imbuhnya.
Menurut catatan Kementan, lanjut Suwandi, kinerja bawang merah mencatatkan prestasi yang fenomenal, dari semula masih impor 74.903 ton tahun 2014, lalu turun drastis tahun 2015 impor 17.429 ton, hingga nol persen di tahun 2016.
Sejak 2016 hingga saat ini kita sudah tidak lagi impor Bawang Merah dan Cabai Segar. Bahkan membalikkan keadaan menjadi ekspor. Prediksi ekspor bawang merah 2018 sebesar 15.000 ton.