Gabung GO-JEK, Mantan Sekretaris dan Eks Pegawai Kearsipan Bisa Cicil Rumah
Peningkatan kesejahteraan yang dialami mitra driver GO-JEK itu sejalan dengan hasil studi Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi kesejahteraan keluarga. Itulah tujuan Taufik Sukarna banting stir menjadi driver GO-JEK usai mengundurkan diri dari perusahaan pengelola jasa kearsipan.
Pekerjaan kantoran itu resmi ditinggalkan Taufik sejak tahun 2015. Praktis, tiga tahun belakangan ini, dia 'hidup di atas roda' sebagai mata pencaharian sehari-hari.
“Alhamdulilah, penghasilan saya rata-rata Rp 300 ribu per hari dan sudah bisa mencicil KPR rumah dari fasilitas program Swadaya di GO-JEK,” ujar Taufik saat dihubungi.
Program tersebut diinisiasi GO-JEK untuk menciptakan kesejahteraan berkesinambungan bagi mitra driver.
Taufik mengaku penghasilannya dipotong sebesar Rp 48 ritu tiap hari untuk cicilan KPR BTN sejak April 2017.
Pada tahap awal, ia mencicil sebesar Rp 42 ribu per hari untuk melunasi uang muka cicilan rumah. Uang muka itu sudah dilunasi pada Oktober 2017.
Saat ini, Taufik sudah masuk pada fase cicilan utang pokok KPR untuk rumahnya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Dia yakin dapat melunasi semua kewajibannya lantaran dalam sehari mampu membereskan 13-17 order. Apalagi jam kerjanya fleksibel.
“Seringkali saya off bidding (libur) di hari kerja, biasanya di hari Jum’at dan saya bisa mengantar anak-anak ke sekolah,” ujar pria yang genap berusia 40 tahun ini.
Baca: Cara Konkret GO-JEK Dorong Istri Polisi di Bekasi Mulai Buka Usaha
Di samping mencicil KPR, penghasilan Taufik juga dapat memenuhi iuran BPJS Ketenagakerjaan.
“Saya menjadi mitra GO-JEK karena pilihan utama bukan pekerjaan sampingan, saya mengalami peningkatan kesejahteraan. Alhamdulilah,” kata ayah tiga anak tersebut.
Mitra driver GO-JEK lainnya, Nilawati mengaku juga sudah berani mencicil KPR di BTN. Mantan sekretaris di perusahaan swasta itu bahkan mampu mengubah pola hidup konsumtif menjadi rajin investasi dan berdonasi.
”Cicilan uang muka KPR saya itu Rp 48 ribu per hari yang dipotong otomatis dari saldo saya di akun GO-JEK. Dalam sebulan, cicilan KPR saya ini sekitar Rp 1,5 juta,” ucap Nilawati yang saat ini masih mengontrak kos-kosan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
Peningkatan kesejahteraan yang dialami mitra driver GO-JEK itu sejalan dengan hasil studi Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.