Menapak Awal Tahun, Begini Tips Memulai Usaha Dari CEO Green Nitrogen
dengan semangat kepeloporan dan pantang menyerah, maka bisa mewujudkan mimpi berbisnis dengan skala besar, meski terkesan remeh temeh.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kelima, lanjut Adang, perlu memikirkan value untuk terus meningkat. Alhasil, tidak punah oleh masa dan selera konsumen.
“Keenam keberkahan bagi kemaslahatan industri. Tidak hanya pembeli, namun tenaga kerja, vendor, pemerintah, bahkan pesaing. Contohnya industri otomotif, pertambangan, perminyakan. Ketujuh, menanamkan nilai-nilai luhur, yakni kejujuran, amanah, pembelajaran, dan syiar,” ulasnya.
Meski juga mengaku, masih terus belajar sekaligus melakukan berbagai improvisasi dalam bisnis, dirinya memberikan tujuh nasehat untuk memulai bisnis.
Langkah pertama tak perlu takut memulai. Sebab, menurutnya sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada di bisnis.
“Kedua memiliki mental sukses. Harus berani, ditambah sepuluh mental lainnya seperti integritas, passion, amanah, belajar, silarurahim, take risk, tampil beda, terampil tangkap peluang, bersahaja, dan berbagi. Ketiga, kembangkan ide secara simpel, murah, dan mudah dikelola hingga dikembangkan dan diukur kinerjanya dan diledakkan," ujar Adang.
“Langkah selanjutnya libatkan banyak pihak. Bersilaturahim dengan orang-orang hebat dan libatkan peran mereka agar menjadi kebanggan bersama. Kelima, terus belajar menempa keahlian dan inovasi. Pantang rasanya membangun bisnis yang biasa-biasa saja. Keenam, berperilaku sederhana, rendah hati dan tidak sombong. Dan, terakhir berbisnislah dengan santun. Itu saya rasa bisa menjadi kiat sukses dalam berbisnis,” katanya.
Dirinya bercerita dari pengalaman, pada 19 Mei 2011 adalah waktu kali pertama lahirnya Green Nitrogen menjajakkan diri pada SPBU Harapan Indah, Bekasi.
"Proses mendaftarkan gerai di SPBU luar biasa susah. Kami ditolak mentah-mentah dengan berbagai alasan seperti lokasi SPBU bukan untuk dikontrakkan. Apalagi kan sudah ada layanan angin gratis. Tapi untungnya ada seorang sahabat mengenalkan dengan pak haji pemilik SPBU Harapan Indah yang ternyata memperbolehkan, bahkan biaya sewanya kami suruh menentukan," aku alumnus jurusan Matematika FMIPA dari Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Bisnis yang telah sukses menjadi berdikari ini termasuk dalam konsep kerja sama waralaba atau biasa disebut franchise. Namun, Adang lebih suka dengan istilah sistem kekerabatan. Hal ini mengartikan hubungan kerja sama menjadi lebih harmonis, kekeluargaan dan penuh kepercayaan.
Adang menyebut yang menjadi mitra bisnis sebagai investor. Kepada investor, maka diwajibkan menyediakan modal penyewaan outlet yang kebanyakan di dalam stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Termasuk pembelian alat. Sementara PT Global Insight Utama bertugas menjadi manajemen dan membentuk ritme kerja karyawan.
Sistem bagi hasil dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pada awalnya investor akan mendapatkan bagian 70% dari laba bersih, sementara pengelola usaha Green Nitorgen kecipratan 30% saja. Hal ini terjadi selama tiga tahun yang bertujuan mempercepat waktu pengembalian modal yang sudah dikeluarkan investor.
"Perhitungan kami pengembalian modal bisa tercapai satu hingga dua tahun saja. Baru di tahun keempat dan seterusnya bagi hasil menjadi sama, yakni 50:50," sergahnya.
"Karena itu saya mengajak semua orang, khususnya kalangan muda untuk tidak takut memulai usaha tahun ini. Apa pun usahanya jangan takut. Yang penting mau belajar dari kesalahan dan percaya menjadi pelopor, " tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.