Ini Alasan Kenapa Cashless Traveling Jadi Tren Liburan di Tahun 2019, Millennials Wajib Tahu!
Memasuki perkembangan zaman yang kian maju, mau tak mau mengharuskan masyarakat Indonesia untuk semakin ‘melek’ teknologi. Terlebih lagi ketika ekono
Editor: Content Writer
Memasuki perkembangan zaman yang kian maju, mau tak mau mengharuskan masyarakat Indonesia untuk semakin ‘melek’ teknologi. Terlebih lagi ketika ekonomi digital yang kini pertumbuhannya dirasa makin melejit. Perlahan tapi pasti, saat ini cara bertransaksi masyarakat Indonesia sudah mulai berubah, yang mulanya tunai menggunakan uang fisik beralih menjadi non-tunai alias sistem cashless.
Peralihan metode pembayaran ini didasari oleh aturan Bank Indonesia mengenai aturan uang elektronik pada tahun 2009 silam. Tepat pada 2014 lalu, Bank Indonesia kemudian mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai atau cashless untuk mendorong masyarakat agar bertransaksi menggunakan uang elektronik di tiap sektor.
Awalnya gerakan cashless ini cukup menuai pro dan kontra, namun seiring perkembangan teknologi, kini gerakan non-tunai tersebut sudah menjadi kebiasaan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan begitu, hal ini juga berpengaruh pada beberapa sektor, salah satunya pada bidang pariwisata. Indonesia pun telah mengimplementasikan sistem pembayaran seperti layaknya negara-negara maju.
Cashless Traveling di Indonesia
Cashless traveling nampaknya segera menjadi tren liburan di tahun 2019. Sama dengan namanya, cashless traveling membuat kita untuk tak perlu membawa uang fisik yang ekstra ketika berlibur sehingga liburan semakin mudah, praktis dan aman. Terlebih lagi, beragam perusahaan teknologi finansial atau fintech menyediakan teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan kita ketika tengah berlibur baik dalam maupun luar negeri.
Dilansir dari Kompas.com, Jurnalis Amerika David Wolman mengatakan bahwa transaksi tunai merupakan sahabat bagi para aksi kriminal. Berbeda dengan uang digital atau uang elektronik. Jenis uang ini jauh lebih praktis, aman, dan nyaman digunakan terutama ketika sedang berlibur. Kita nggak perlu lagi membawa dompet tebal dengan nominal jumlah uang yang besar yang rawan aksi kriminal.
Segala transaksi bisa dilakukan hanya dengan selembar kartu seperti membayar parkir, tol, angkutan umum seperti Transjakarta dan Commuterline. Tak hanya itu, memesan hotel, membeli tiket nonton film, konser, atraksi bahkan membeli makanan meskipun di pinggir jalan dapat kita lakukan hanya dengan sekali klik atau scan barcode.
Dengan uang elektronik, transaksi dapat berlangsung cepat dan akurat berapa pun jumlah uang yang ditransaksikan. Catatan keuangan juga secara otomatis tercatat di bank-bank terkait, hal yang tidak mungkin terjadi dalam transaksi tunai.
Namun bagaimana jika berlibur di negara asing?
Tren cashless ini tak hanya ada di Indonesia, bahkan sederet negara lain telah menjajalnya terlebih dahulu jauh sebelum Indonesia memulai, seperti Swedia, Belgia, Perancis, Kanada dan Inggris.
Di Swedia, sekitar 99 persen masyarakat di sana tak lagi menggunakan uang tunai buat bertransaksi. Bahkan untuk ke toilet umum saja transaksinya harus menggunakan uang digital, lho.
Sedangkan di Benua Asia, Masyarakat China dan Korea Selatan kini menggunakan WeChat Pay dan Alipay untuk melakukan transaksi nontunai untuk berbelanja, makan siang, bahkan sekadar membeli majalah di toko kelontong.
Dilansir dari Vise, China disinyalir menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan 100 persen sistem pembayaran uang digital atau cashless. Bahkan, pasar-pasar tradisional di China pun sudah mulai menggunakan sistem cashless ini.
Begitupun di Australia, pada November 2016 lalu, Citibank Australia tidak memberlakukan lagi sistem pembayaran cash dengan menon-aktifkan mesin tunai di seluruh kantor cabang. Hal ini didasari oleh gaya hidup masyarakatnya yang sudah tidak melakukan transaksi uang tunai.
Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Jepang, Malaysia, Singapura, dan berbagai negara yang menawarkan destinasi liburan menarik lainnya juga telah mendukung gerakan cashless serta menerapkan sistem pembayaran uang digital di beberapa sektornya. Itulah sebabnya mengapa cashless traveling menjadi tren liburan ‘kekinian’ di era modern yang patut kamu lirik di 2019 ini. (*)
Penulis: Suci Rezeki Aulia