Agar Karyawan Bisa Tidur, Perusahaan di Jepang Ganjar Insentif bagi yang Tak Lembur
Jepang menjadi negara yang warganya, terutama karyawan, memiliki durasi tidur yang kurang
Editor: Fajar Anjungroso
Selain itu, Nextbeat juga meminta karyawan pulang pukul 21.00 dan tidak melakukan kerja lembur yang berlebihan.
Ini untuk menghindari insiden "karoshi" atau kematian karena terlalu banyak bekerja.
Sementara, ada perusahaan yang menawarkan uang insentif agar karyawannya tidak bekerja lembur dan tidur tak terlalu malam.
Perusahaan lain, wedding planner bernama Crazy, memberikan apresiasi kepada karyawannya yang tidur minimal 6 jam dengan memberikannya angka yang dapat ditukar dengan makanan.
Crazy bahkan memiliki aplikasi untuk memantau jam tidur karyawannya. Dengan demikian, mereka dapat uang tambahan hingga 64.000 yen atau sekitar Rp 8,3 juta per tahun jika tidurnya cukup.
Tak hanya swasta, Pemerintah Jepang pun ikut bersikap. Kementerian Kesehatan merekomendasikan kepada karyawan untuk tidur setidaknya 30 menit menjelang sore.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.