Bank Indonesia Diperkirakan Akan Pertahankan Level Suku Bunga Acuan
Jika merujuk dot plot FOMC Desember 2018, petinggi bank sentral AS menyebut, kenaikan suku bunga AS tidak akan agresif lagi.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Titis Nurdiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melempar isyarat atas suku bunga acuan BI atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (7 DRR). Saata berbicara di depan anggota DPR, Rabu (16/1/2019) kemarin, Gubernur BI itu menyebut, suku bunga acuan BI yang kini di level 6% sudah hampir mencapai puncaknya.
Peryataan ini bisa diartikan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur BI yang dilakukan Rabu-Kamis ini. "Kami akan mengambil kebijakan antisipatif atas kebijakan moneter di negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS)," sebut Perry Warjiyo.
Jika merujuk dot plot FOMC Desember 2018, petinggi bank sentral AS menyebut, kenaikan suku bunga AS tidak akan agresif lagi.
Ada kemungkinan mereka hanya akan mengerek bunga acuan dua kali sepanjang 2019, dari rencana tiga kali. Hanya mendekati pengumuman kenaikan suku di Januari 2019, pejabat The Federal Reserve melempar sinyal yakni akan menahan suku bunga untuk sementara waktu, seraya melihat perkembangan kondisi ekonomi AS.
Baca: Ekonom UGM Tony Prasetiantono Meninggal Dunia Tadi Malam
Menurut Perry, kebijakan rupiah yang antisipastif untuk memperkuat stabiliras rupiah dan menjaga inflasi sesuai target yakni di kisaran 2,5%-4,5%. Intervensi rupiah dilakukan dengan intervensi pasar dengan selalu melihat kecukupan cadangan devisa.
Jika tak ada aral melintang, BI dijadwalkan akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis 17 Januari, jam 2.00 WIB. Proyeksi analis yang diwawacara KONTAN juga menyakini kalau BI akan mempertahankan suku bunga acuan yang kini di 6%.
Baca: TERPOPULER - Foto #10YearsChallengenya Dicemooh, Ayu Ting Ting Sewot: Gue Cantik