Sri Mulyani Tak Setuju dengan Pendapat Capres Prabowo Subianto, Ekonomi RI Sama dengan Haiti
"Perbandingan kita, harus pilih emerging market (negara berkembang). Bukan negara tetangga. Karena tetangga biasanya liganya berbeda."
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tentang kemiripan ekonomi Indonesia dengan Haiti beberapa waktu yang sempat viral mendapat sanggahan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Saat itu Capres Prabowo Subianto menyebut masih penduduk Indonesia banyak yang berpenghasilan tidak layak seperti penduduk di negara-negara miskin seperti Haiti yang disebutnya berada di benua Afrika.
Menurut Sri Mulyani, kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan perekonomian Haiti.
Sri Mulyani mengaku pernah dua kali mengunjungi Haiti saat dia menjadi direktur pelaksana Bank Dunia.
"Saya sudah pernah ke sana dua kali waktu masih di Bank Dunia tahun 2010 dan 2015. Negara di Kepulauan Karibia, cuma satu pulau, berbatasan dengan Republik Dominika. Ekonominya hancur kena gempa. Dia disebut fragile state. Itu adoh (jauh) banget, baik jarak maupun perbandingannya," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Sri Mulyani menyatakan, perekonomi Indonesia tak bisa dibandingkan dengan negara lainnya seperti Ethiopia dan Haiti hanya berdasar pendapatan per kapita. Begitu juga dengan negara seperti Singapura yang luas wilayah dan jumlah penduduknya jauh berbeda dari Indonesia.
Baca: Wapres Jusuf Kalla: Pembangunan LRT di Indonesia 10 Kali Lebih Mahal
"Perbandingan kita, harus pilih emerging market (negara berkembang). Bukan negara tetangga. Karena tetangga biasanya liganya berbeda. Kita income per kapita lebih tinggi dari India, tapi di bawah RRT (China)," jelasnya.
"Growth di G20 kita masih tertinggi ketiga. China, India, Kita (RI). Ini bagus, banyak negara dalam situasi kemarin itu (tahun 2018) growth-nya terkontraksi," tambahnya.
Baca: Kabupaten Sumba Barat Diguncang Empat Kali Gempa Sampai Siang Ini
Namun Sri Mulyani tidak membantah, dari sisi pendapatan per kapita Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura. Namun, tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia juga lebih besar.
Ia mencontohkan dari segi pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan luas wilayah yang besar "Tantangan kita jauh lebih besar. Makanya kalau pakai policy seperti Singapura itu benar tapi benchmarking saja. Kalau disederhanakan ya tidak bisa," ujarnya.