Bappenas dan Pemerintah Australia Bahas Pemanfaatan Bonus Demografi dalam Pembangunan RI
IDF kali ini menggarisbawahi pemanfaatan bonus demografi dalam peluang pekerjaan dan produktivitas penduduk
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI) akan menggelar Indonesia Development Forum (IDF) pada 22-23 Juli 2019 di Jakarta.
Ini merupakan kali ketiga dilaksanakannya forum yang membahas isu-isu pembangunan di tanah air.
Setelah mengangkat tema ketimpangan pendapatan dan kesenjangan atau disparitas antardaerah, IDF kali ini menggarisbawahi pemanfaatan bonus demografi dalam peluang pekerjaan dan produktivitas penduduk di Indonesia.
Adapun tema untuk IDF 2019 yaitu 'Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.'
"Kita ingin manfaatkan bonus demografi, dimulai sejak 2010 puncaknya 2020-2045, jadi sebentar lagi Indonesia asuk puncak bonus demografi. Kita ingin bisa ambil manfaat, besarnya porsi kelompok usia muda dan produktif mau tidak mau terkait lapangan kerja," kata Menteri PPN Bambang Brodjonegoro di kantornya, Selasa (29/1/2019).
Baca: Jika Pengendara Motor Diperbolehkan Masuk Tol, Ini Batas Kecepatan yang Dianjurkan
Menurut Bambang, bonus demografi hanya akan berlangsung hingga 2045. Setelah itu Indonesia akan memasuki tahap aging population, seperti yang tengah dialami Jepang, Korea Selatan dan China.
Bambang mengatakan, kondisi ini perlu dimanfaatkan agar Indonesia berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi sampai berhasil menjadi negara berpendapatan tinggi.
"Jangan sampai ada youth unemployment atau pengangguran usia muda. Tahun 2020-2024 ada 174-180 juta penduduk usia peroduktif untuk gerakan ekonomi. 2030 jumlahnya 200 juta ini haris didorong jadi kelompok menengah jadi pertumbuhan ekonomi relatif stabil," jelasnya.
Baca: Terhalang Restu Keluarga BTP, Pernikahan Ahok Terancam Batal, Ayah Puput Nastiti Devi: Urusan Dia
Di sisi lain, Bambang menyebutkan Indonesia menghadapi tantangan terkait transformasi digital dan revolusi industri 4.0
"Ada potential disruption dari digital transformation. Studi Mckinsey mencatat ada 60 persen pekerjaan digantikan teknologi digital. Tapo ada potensi pekerjaan baru juga," jelas Bambang.
"Dalam IDF harus mulai berani eksplor jenis pekerjaan apa yang akan digantikan mesin robot, dan lapangan kerja baru apa yang muncul akibat adanya ekonomi digital. Perkuat softskill tapi jangan lupa hardskill juga yakni STEM, science technology and math, apa di bidang industri kreatif, konstruksi dan lainnya nanti pekerjaan apa saja yang bisa survive," tukas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Australia untuk RI, Allester Cox mengatakan masalah ketenagakerjaan di era perkembangan digital merupakan isu penting yang dibahas dunia.
"Tema ini terpenting di dunia sekarang, digarisbawahi laporan world bank, artificial intellegence banyak tantangan masa depan terkait lapangan kerja. Pemerintah Indonesia tingkatkan kualitas SDM dan infrastruktur, juga perbaikan di tingkat vokasi, produktivitas dan lainnya," pungkasnya.
Dalam IDF 2019, akan ada delapan subtema yang didiskusikan hingga nantinya jadi bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan. Subtema tersebut terdiri dari transformasi struktural, reformasi sistem pendidikan dan vokasi, peluang kerja yang inklusif, iklim investasi, pengembangan UMKM, pembinaan pelaku usaha sosial, talenta pasar lokal, dan peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.