Survei : Tahun Lalu Konsumen Lebih Banyak Gunakan Grab Dibandingkan Gojek
Fraud menjadi isu tersendiri karena dapat menyebabkan kerugian bagi penyedia platform transportasi online
Editor: Eko Sutriyanto
Berbeda dengan OVO, Go-Pay, platform pembayaran milik Go-Jek, lebih sering digunakan di pembayaran kedai-kedai makanan-minuman (Go-Food) dan untuk membayar tagihan listrik melalui aplikasi Go-Jek.
Sayangnya, di tengah “gegap-gempitanya” bisnis transportasi online, tindak kecurangan (fraud) pun terjadi.
Bahkan, dalam studi yang dilakukan Spire Research and Consulting, fraud di kalangan pengemudi (driver) sudah menjadi rahasia umum.
Fraud menjadi isu tersendiri karena dapat menyebabkan kerugian bagi penyedia platform transportasi online, di sisi lain juga menjadi koreksi atas lemahnya sistem yang mereka miliki.
Spire Research and Consulting memperkirakan sebanyak 30% dari order yang diterima Go-Jek terindikasi fraud.
Angka itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan persentase fraudGrab yang diperkirakan hanya 5 persen.
Angka tersebut berdasarkan estimasi jumlah order fraud dibandingkan jumlah total order yang diterima. Ini merupakan masalah sistematis bagi kedua perusahaan dan terutama, permasalahan yang Go-Jek harus segera atasi.
“Perkiraan ini masuk akal karena kami juga melakukan survei terhadap para pengemudi transportasi online,” ungkap Jeffrey.
Di 2018, dari para pengemudi Go-Jek sendiri yang kami survei, 60% di antaranya mengaku pernah melakukan fraud untuk meningkatkan jumlah order mereka yang akan berpengaruh pada bonus dan pendapatan harian yang mereka terima.”
Para pengemudi Go-Jek yang pernah melakukan frauditu mengatakan melakukannya karena menemukan celah yang dapat ditembus dalam sistem Go-Jek.
Caranya, dengan menggunakan aplikasi yang dapat memodifikasi lokasi(mod).
Di sisi lain, meski pengemudi Grab tak terbebas dari praktik fraud, namun jumlahnya lebih sedikit, yakni kurang dari 10%.
Para pengemudi Grab mengatakan ketatnya sistem keamanan di aplikasi Grab dapat mendeteksi adanya praktik nakal para pengemudi dan tegasnya sanksi yang diberikan oleh manajemen ditengarai mampu menjadi penghalau niat para pengemudi Grab untuk melakukan tindak kecurangan.
Para pengemudi juga menyatakan bahwa kedua perusahaan berusaha untuk memperbaiki sistem mereka dalam mendeteksi fraud.
Saat ini, Grab dan Go-Jek sama-sama berkembang pesat, baik di ranah transportasi online maupun online food delivery akan tetapi perhatian khusus harus diberikan terhadap aspek fraud demi menjamin perkembangan teknologi dan industri yang sehat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.