Neraca Dagang Bulan Januari 2019 Defisit Hingga 1,16 Miliar Dolar AS, Terdalam Sejak 2014
"Ekspor Januari 2019 juga turun 4,70 persen jika dibandingkan Januari 2018," ujar Kepala BPS Suhariyanto.
Editor: Choirul Arifin
Sedangkan impor bahan baku mengalami kenaikan secara bulanan sebesar 2,08%. Kenaikan impor antara lain terjadi pada emas dan lampu, serta barang kimia seperti potasium klorid. Kendati demikian, impor bahan baku turun 0,11% secara tahunan
Selama Januari 2019 mesin/peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya mengalami penurunan secara bulanan. Kondisi ini yang menyebabkan impor barang modal turun agak dalam 12,10% secara bulanan pun turun 5,10% secara tahunan.
"Impor masih didominasi mesin pesawat mekanik dan mesin peralatan listrik," jelas Suhariyanto.
Tambahan informasi struktur impor Indonesia sebanyak 76% di dominasi bahan baku, kemudian 15,66% barang modal, dan terakhir konsumsi sebanyak 8,13%.
BPS juga memaparkan beberapa harga komoditas mengalami kenaikan dan penurunan bila di banding Desember 2018. Fluktuasi harga ini yang mempengaruhi perkembangan ekspor dan impor.
Komoditas non-migas yang mengalami peningkatan harga antara lain minyak kelapa sawit, karet, nikel dan timah. Crude palm oil (CPO) naik 9,35% sedangkan karet naik 10,42%. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu batu bara turun 2,76%. Pun dengan tembaga, alumunium dan seng.
Untuk harga minyak mentah indonesia mengalami kenaikan dari Desember 2018 sebesar US$ 54,81 per barel menjadi US$ 56,55 per barel pada Januari 2019.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.