PTPN III Holding Hadir Beli Karet Rakyat di Riau, Bengkulu dan Lampung
Jatuhnya harga karet alam membuat pemerintah harus bekerja keras mengatasi stabilitas harga karet, terutama karet rakyat.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Jatuhnya harga karet alam membuat pemerintah harus bekerja keras mengatasi stabilitas harga karet, terutama karet rakyat.
Pemerintah, dalam hal ini Kemenko Ekonomi mengatasi soal stabilitas harga dan kesinambungan perkebunan karet bekerjasama dengan Malaysia dan Thailand. Hal ini diungkapkan oleh Osmar Tanjung, Komisaris Independen PTPN IV.
Osmar menegaskan, hal tersebut, dilakukan dengan tiga kebijakan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.
"Tiga kebijakan tersebut merupakan keputusan dari Special Ministerial Committee Meeting of the International Tripartite Rubber Council(ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, pada 22 Februari 2019 di Bangkok, Thailand," ujarnya, Rabu (27/2/2019).
Dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com dijelaskan, pertemuan ipimpin oleh Menteri Pertanian dan Kerjasama Thailand, Grisada Boonrach.
Wakil dari Indonesia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, sementara Malaysia diwakili oleh Menteri Industri Utama Teresa Kok. Didampingi oleh pejabat senior kementerian lainnya, serta anggota Dewan Direksi ITRC.
"PTPN III Holding sebagai BUMN Perkebunan melalui anak perusahaannya PTPN V dan PTPN VII, membeli produk karet alam rakyat di Riau, Bengkulu dan Lampung. Harga karet basah dipatok Rp 1000 di atas harga pasar," Osmar menjelaskan.
"Hari ini harga pasar karet basah Rp 8.025, PTPN membeli dengan harga Rp 9.025. Harga seribu di atas harga pasar sangat membantu petani karet. Sehari rata-rata PTPN membeli 100 ton karet basah rakyat," lanjutnya.
Baca: Chatib Basri Ingatkan Pemerintah: Waspadai Penurunan Harga Sawit, Karet dan Batubara
Begitu juga yang dilakukan Kementrian PUPR, sambungnya yang membeli karet basah di Sumsel, melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan PTPN. Hasil pembelian karet basah Kemen PUPR, diolah di PTPN VII, Lampung dijadikan damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan dan vulkanisir ban.
Pembelian karet basah rakyat dan adanya kesepakatan kerjasama dengan Malaysia dan Thailand terkait karet alam ini, Osmar menegaskan, sesuai perintah Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu.
Jokowi memerintahkan BUMN salah satunya BUMN Perkebunan turut mensejahterakan rakyat dan mengurangi kemiskinan rakyat di sekitar kebun.
Baca: Jalan Raya dengan Material Aspal Bercampur karet Akan Diujicoba Tahun Ini
"Selain itu, sudah saatnya proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan provinsi dan kabupaten yang tersebar di seluruh negeri menggunakan damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan, dan vulkanisir ban produk dalam negri, produk anak bangsa," lanjutnya.