Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Starbucks Gelar Kampanye Art in a Cup untuk Akselerasi Petani Kopi

Di 2018 lalu Starbucks mendonasikan 330.000 bibit tanaman kopi ke petani kopi Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Starbucks Gelar Kampanye Art in a Cup untuk Akselerasi Petani Kopi
TRIBUNNEWS/REYNAS
Kick off kampanye Art in a Cup dari Starbucks di Jakarta, Selasa (5/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Starbucks Indonesia menggelar kampanye Art in a Cup musim semi ini mulai 5 Maret hingga 6 Mei 2019.

Anthony Cottan, Direktur Starbucks Indonesia menjelaskan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kampanye sebelumnya sudah diperkenalkan pada 2018 untuk komitmen Starbucks pada dunia kopi dan petani kopi di Indonesia.

Dia menyebutkan di 2018 lalu Starbucks mendonasikan 330.000 bibit tanaman kopi ke petani kopi Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

“Komitmen kami kepada petani kopi di Indonesia adalah dengan menanam 1 pohon kopi dari setiap penjualan 10 minuman yang akan disumbangkan ke perkebunan kopi di Bali,” kata Anthony di Starbucks Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2019).

Art ina Cup mengedepankan pemahaman bahwa setiap minuman Starbucks terbuat dari bahan-bahan terbaik, mulai dari biji kopi hingga bubuk teh hijau pilihan (bubuk matcha).

Di kampanye ini Starbuck menampilkan berbagai minuman baru yang di antaranya Cascara Macchiato, Matcha Azuki Blossom Creme Frappuccino, dan Iced Caramel Macchiato. 

Baca: IIMS 2019 Akan Tampilkan Truk Raksasa di Medan Tambang Sampai Kapal Layar

BERITA REKOMENDASI

"Kami terus berinovasi dari waktu ke waktu menyediakan minuman untuk menggugah selera Anda dengan cara baru. Dan lini minuman Art in a Cup bertujuan agar Anda dapat merasakan cita rasa modern yang terbuat dari bahan-bahan terbaik yang dipadukan dengan Starbucks signature espresso roast,” ujar Anthony.

General Manager Starbucks Farmers Support Center (FSC), Surip Mawardi menjelaskan alasan Bali menjadi target pengembangan perkebunan kopi di kampanye Art in a Cup.

Baca: Setelah 50.000 Km Pemakaian, Biaya Perawatan Xpander Diklaim Tetap Lebih Rendah dari Kompetitor

“Sejak Gunung Agung erupsi di 1963, hampir tidak ada kopi di Bali. Saat itu penanaman kembali juga tidak dilakukan. Bali memiliki potensi besar untuk penghasil biji kopi,” ucap Surip mantan peneliti biji kopi itu.

Tahun ini, harapnya dapat memberikan dampak lebih positif lagi lebih jauh lagi kepada customer.

“Lebih dari 350 keluarga petani telah menerima manfaatnya. Pohon kopi ini ditanam sesuai dengan Coffee and Farming Equity (C.A.F.E.) Practice untuk memastikan pohon tersebut ditanam secara etis dan bertanggung jawab. Sungguh sangat menyentuh dan menggembirakan melihat komitmen Starbucks Indonesia yang berkelanjutan dalam membantu petani kopi melalui kampanye ini,” kata dia.


Melalui Starbucks Farmers Support Center, petani juga menerima pelatihan bagi petani lokal untuk membantu mereka menurunkan biaya produksi, mencegah hama dan penyakit, serta meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan standar C.A.F.E. Practices dan meningkatkan hasil kopi yang premium.

Dia menyebutkan, sejak tahun 1971 Starbucks hanya menanam dan mengolah kopi Arabica terbaik yang ditanam secara etis sesuai C.A.F.E Practices dengan memberdayakan petani-petani lokal melalui Starbucks Farmers Support Center.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas