Pemerintah Disarankan Pindah Pelabuhan Barang Impor Furnitur ke Irian Jaya
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, hingga Juni 2018 nilainya mencapai USD 20,85 juta, terutama berasal dari Republik Rakyat Tiongkok.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluang industri furnitur tanah air terus berkembang pesat. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan tahun lalu, nilai ekspor dari sektor furnitur naik hingga USD 1,69 miliar atau naik 4 persen dibandingkan tahun 2017.
Di saat yang bersamaan, nilai impor furnitur juga menjadi sorotan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, hingga Juni 2018 nilainya mencapai USD 20,85 juta, terutama berasal dari Republik Rakyat Tiongkok.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto mengakui kondisi tersebut tak dapat dihindari. Apalagi kebutuhan akan mebel dan kerajinan di Indonesia masih meningkat.
"Dulu kita tandatangan sertifikasi pakta denga China, jadi tidak bisa tolak (impor), memang pertumbuhan impor dekati 11 triliun brand-nya macam-macam," kata Soenoto usai membuka pameran furnitur IFEX 2019 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Baca: Pemerintah Janji Prioritaskan Pengadaan Furniture Sekolah dari Industri Dalam Negeri
Ditanyai mengenai perlunya instrumen khusus dari pemerintah untuk menekan impor furnitur, Soenoto menyarankan agar pemerintah menjauhkan posisi pelabuhan ke Irian Jaya, Papua. Hal ini agar pelaku industri bisa menyesuaikan harga dengan pesaing dalam negeri.
"Kita minta pemerintah instrumen tidak perlu menolak, tapi jauhin aja portnya di Irian Jaya supaya besar barriernya. Posisi pelabuhan kan jadi jauh misalnya," jelasnya.
"Kita juga sudah ngomong ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) bisa berikan batasan-batasan bisnis di sini, adakan kegiatan finishing touch supaya tak matikan posisi dalam negeri. Yang penting negara hadir" tambah dia.
Di sisi lain, kinerja ekspor dari industri furnitur Indonesia sendiri dalam tiga tahun terakhir memperlihatkan tren yang positif.
Kemenperin mencatat, pada 2016 nilai ekspor sebesar USD 1,60 miliar. Kemudian di tahun berikutnya naik dengan nilai ekspor sebesar USD 1,63 miliar. Tahun lalu, nilai ekspor industri furnitur naik hingga USD 1,69 miliar.