2018, Total Aset BTN Tembus Rp 306 Triliun
Tercatat hingga akhir Desember 2018 total aset emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini mencapai Rp 306,4 triliun
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan kinerja secara umum memenuhi target di tengah sejumlah tantangan di sepanjang 2018.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan perseroan telah melalui tantangan itu dengan mencatatkan kinerja positif.
"Kami bersyukur telah melalui sejumlah tantangan yang menghadang selama tahun 2018. BTN dapat melaluinya dengan baik," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Menurut Maryono, sejumlah tantangan itu adalah ketidakpastian perekonomian global dengan naiknya suku bunga The Fed. Kemudian kenaikan BI 7 Days Repo Rate yang tercatat sampai 6 kali dari 4,25 persen menjadi 6 persen atau sekitar 175 bps.
Disamping itu persiapan penerapan PSAK 71 yang akan dimulai pada awal tahun 2020, bank lebih awal mencadangkan CKPN dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun demikian, BTN dapat melalui itu dengan catatan kinerja positif pada 31 Desember 2018.
"Kami telah menjalankan bisnis secara on the track dan prudent. Pemberian kredit kepada masyarakat tumbuh. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh. Aset perseroan meningkat. Perolehan laba perseroan positif. Secara bisnis kita on the track dan tumbuh lebih baik," ujarnya.
Baca: Pantas Dibuat Permanen, Ini Statistik Keren Solskjaer di Manchester United
Tercatat hingga akhir Desember 2018 total aset emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini mencapai Rp 306,4 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 261,4 triliun.
Pertumbuhan aset ini mencapai 17,24 persen atau berada diatas rata-rata industri yang tercatat 9,21 persen.
Sementara itu kredit dan pembiayaan yang diberikan tercatat mencapai Rp 237,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp 198,9 triliun. Kredit dan pembiayaan ini tumbuh 19,48 persen.
"Angka tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan yang dicatatkan industri sebesar 11,75 persen. Melesatnya kredit Bank BTN didorong oleh Program Satu Juta Rumah yang berhasil mendongkrak kinerja kredit perumahan," paparnya.
Dijelaskan Maryono, Bank BTN telah memiliki profile bisnis yang jelas, dimana 80 persen portfolio kredit BTN merupakan kredit konsumer dengan profile 90 persen merupakan kredit perumahan (KPR) yang menjadi core business perseroan sejak tahun 1974.
Porsi KPR ini terbagi 56 persen merupakan KPR subsidi dan sisanya 44 persen adalah KPR Non Subsidi. Sementara untuk bersaing dengan pasar, 20 persen sisanya dialokasikan untuk kredit komersial.
Kinerja kredit BTN tersebut mendorong perseroan menjadi pemimpin pasar di segmen KPR dengan menguasai 39,35 persen pangsa pasar KPR di Indonesia, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 37 persen.
"Bank BTN tetap menjadi pemimpin pasar KPR dengan pangsa pasar lebih baik dari tahun sebelumnya," tuturnya.