Soal Tarif Tiket Pesawat, Luhut: Jangan Bohongi, Pemerintah Juga Bisa Hitung
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah memiliki perhitungan tersendiri terkait tarif tiket pesawat
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik mahalnya harga tiket pesawat masih bergulir di tengah masyarakat.
Di satu sisi, sejumlah maskapai penerbangan pernah mengeluhkan sulitnya menurunkan tiket pesawat mengingat kurs rupiah terhadap dolar melemah, sehingga harga avtur dan pemeliharaan lebih mahal.
Di sisi lain, sebagian masyarakat menilai tarif tiket pesawat masih kemahalan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah memiliki perhitungan tersendiri terkait tarif tiket pesawat. Dengan begitu, Luhut mengimbau maskapai penerbangan menurunkan tarif tersebut.
Baca: Dirut Garuda: Tidak Ada Paksaan untuk Penurunan Harga Tiket Pesawat
"Kita kan punya hitung-hitungan juga, kalau Menkonya enggak bisa ngitung boleh kau bohongin, Menkonya ngerti itung-itungan," ujar Luhut saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
"Sekarang gini, harga fuel sekarangan kan kita dengan AKR biar cost-nya kurang. AKR (penjual avtur) ada bisa kurang 20 persen," tambahnya.
Meski begitu, Luhut menampik adanya paksaan dari pemerintah untuk penurunan harga tiket pesawat dalam rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan pihak maskapai. Dia mengatakan, keputusan tersebut diserahkan ke korporasi.
Dalam penentuan harga, Luhut meminta maskapai memerhatikan keseimbangan pasar atau ekuilibrium.
"Rapat itu masalah teknis, tapi tidak benar pemerinth memaksa turunin. Bisnis apapun dilakukan kita lihat equilibrium," tegasnya.
Dia juga enggan memastikan kapan penurunan tarif tiket pesawat bisa dilakukan.
"Mana saya tahu juga, tergantung kalau saya beri tahu kamu nanti saya dibilang dikte," pungkasnya.