Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Pertemuan APEC Business Advisory Council di Jakarta April Ini
Pertemuan ini akan membahas rekomendasi ABAC kepada para Pemimpin Ekonomi APEC yang akan diserahkan pada akhir tahun ini.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tahun ini akan menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan APEC Business Advsory Council (ABAC) II. Pertemuan ini akan diselenggarakan di Kota Jakarta selama empat hari mulai 23-26 April 2019di Shangri-La Hotel.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri pertemuan para pebisnis negara-negara anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ini selain juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Pertemuan ini akan membahas rekomendasi ABAC kepada para Pemimpin Ekonomi APEC yang akan diserahkan pada akhir tahun ini. Agenda utama yang akan dibawakan oleh ABAC Indonesia adalah “mendorong ekonomi inklusif di kawasan Asia Pasifik”.
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah salah satu bentuk kerja sama kawasan yang penting bagi Indonesia dalam memperjuangkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan dengan mendorong perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas, mempercepat integrasi ekonomi regional dan memfasilitasi iklim bisnis yang positif dan inklusif.
Dalam prosesnya, APEC memiliki lengan sektor swasta yang dimandatkan untuk memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan para pemimpin APEC, yang dinamakan ABAC (APEC Business Advisory Council) atau Dewan Penasehat ABAC. ABAC terdiri dari 3-6 anggota yang merupakan pemimpin bisnis di seluruh Ekonomi APEC.
Baca: Hyundai Pastikan Peluncuran Kona di Arena IIMS 2019
Dalam melaksanakan mandatnya, ABAC mengadakan pertemuan sebanyak 4 kali setiap tahunnya. Isu yang dibahas didalam setiap pertemuan ABAC terdiri dari 5 Agenda atau Working Group, yaitu lain (i) regional economic integration, (ii) sustainable development, (iii) MSME and entrepreneurship, (iv) finance and economic and (v) digital and innovation.
Kegiatan ABAC II Jakarta 2019 ini merupakan salah satu wujud dukungan ABAC Indonesia terhadap pemerintah Indonesia, khususnya pasca Pemilu/PilPres.
Posisi diplomasi Indonesia harus semakin kuat di mata International; sehingga Indonesia dapat lebih berperan di kancah perdagangan internasional.
Sebelumnya, ABAC telah mengadakan pertemuan ABAC I pada tahun ini di Atlanta, Georgia, AS, yaitu pada tanggal 1–4 Maret 2019.
Selanjutnya, pertemuan ABAC III akan diadakan di Hangzhou, China, pada tanggal 22–25 Juli 2019; dan pertemuan ABAC IV atau yang terakhir di tahun 2019 akan berlangsung di Chile, Santiago, pada tanggal 11-13 November 2019.
“Sebagai bagian dari kekuatan ekonomi global dan memiliki 260 juta penduduk, atau lebih dari 1/3 populasi Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam pasar global dan regional," ujar Chairman ABAC Indonesia, Anindya N. Bakrie.
The McKinsey Global Institute memperkirakan Indonesia yang kini berada di peringkat ke-16 dalam peta kekuatan ekonomi global akan terus naik peringkat ekonomi global menjadi yang ketujuh pada tahun 2030.
PricewaterhouseCoopers bahkan percaya Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2050.
“Keberhasilan Indonesia di tengah gejolak global yang masif tentunya tidak dapat dipisahkan dari fundamental makro ekonomi Indonesia yang kokoh serta koordinasi kebijakan yang kuat, sebagaimana disebutkan dalam laporan triwulanan ekonomi Bank Dunia Indonesia, Desember 2018. Selain fundamental, peluang perekonomian kedepan sangat besar, didorong oleh peran teknologi digital yang semakin besar.
“Indonesia memiliki kesempatan berkembang yang sangat besar dengan memanfaatkan peran ekonomi digital untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujar Anindya N. Bakrie.