XL Gunakan Sukuk Ijarah Obligasi dan Sukuk Ijarah 2019 Rp 1,26 T Untuk Bangun BSS dan Fiber Optik
PT XL Axiata Tbk atau XL telah menggunakan program oblihgasi berkelanjutan pada 2019 untuk pembangunan sejumlah infrastrukturnya.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- PT XL Axiata Tbk atau XL telah menggunakan program oblihgasi berkelanjutan pada 2019 untuk pembangunan sejumlah infrastrukturnya.
Dalam paparan RUPS XL, CEO XL Dian Siswarini mengatakan, untuk realisasi penggunaan dana hasil bersih penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I XL Axiata tahap II tahun 2019 dan penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan II XL Axiata tahap II tahun 2019 dengan masing-masing sebesar Rp 631.55 miliar dan Rp 637,78 miliar sampai dengan 31 Maret 2019, telah dipergunakan dana seluruhnya untuk belanja modal berupa base station subsystem (BSS) dan transmisi fiber optic.
Terkait dengan Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, jelas Dian, XL Axiata berhasil pencapaian kinerja positif, melampaui pencapaian secara rata-rata industri telekomunikasi Indonesia. XL Axiata mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4% lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu.
"Pertumbuhan XL Axiata ini terutama didorong oleh pendapatan dari layanan data yang meningkat 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ini memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan menjadi 80% di 2018, meningkat dari 69% di tahun sebelumnya," kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/4/2019).
Dian menyebutkan bahwa peningkatan pendapatan dari data yang sangat pesat tersebut tidak hanya lebih tinggi dari perolehan industri, namun juga mampu menutup dampak negatif dari penurunan pendapatan layanan tradisional voice dan SMS.
Pencapaian ini juga merupakan prestasi tersendiri karena operator lain merasakan dampak yang lebih berat dari penurunan kinerja kedua layanan warisan masa lalu tersebut.
Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 2% YoY, dengan margin naik 1 ppt menjadi 37,0%. Capaian ini terutama terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya.