Pemberdayaan Masyarakat Melalui SIGAP Bikin Masa Depan Jadi Lebih Baik
Dengan menjadi bagian dari Aliansi SIGAP, mereka dapat berkontribusi pada pencapaian komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon sebesar 26%
Penulis: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan iklim telah menjadi kenyataan.
Sebagian besar ahli percaya perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi kehidupan manusia di abad ini.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia akan mengalami dampak signifikan.
Oleh karena itu Indonesia, di samping harus aktif dalam upaya mitigasi perubahan iklim, juga harus sudah menyiapkan upaya-upaya adaptasi.
Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim memerlukan kolaborasi dari semua komponen bangsa.
Pemerintah, akademisi, industri, lembaga swadaya masyarakat dan tidak terkecuali, masyarakat, harus bergerak.
Demikian yang dikatakan Senior Advisor YKAN for Terrestrial Policy Indonesia Program Wahjudi Wardojo dalam Thought Leaders Forum (TLF) yang diselenggarakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), mitra lokal dari The Nature Conservancy Indonesia, di Hotel Ayana Midplaza Jakarta, pada Rabu (8/5/2019) kemarin.
TLF ke-18 ini mengangkat tema “ALIANSI SIGAP: Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendekatan SIGAP untuk Masa Depan yang Lebih Baik”.
Bersama Wahjudi hadir sebagai pembicara Head of Sustainability Triputra Agro Persada Group Rudy Prasetya, Director of Terrestrial Program YKAN Herlina Hartanto dan Director of Development YKAN Budi Santosa.
Dihadiri oleh perwakilan dari 20 perusahaan, dalam TLF ke-18 ini pihak swasata diharapkan dapat memahami manfaat dari pendekatan SIGAP bagi desa-desa di sekitar daerah operasional dan menilik lebih jauh mekanisme kerja Aliansi SIGAP.
YKAN pun membuka pintu bagi pihak swasta untuk menjadi bagian dari Aliansi SIGAP.
Dengan menjadi bagian dari Aliansi SIGAP, mereka dapat berkontribusi pada pencapaian komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon sebesar 26% pada 2020, yang telah disampaikan dalam Conference of the Parties (COP) ke-16 pada 2010, juga untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.
SIGAP adalah sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan menyejahterakan kehidupannya.
“Jiwanya SIGAP adalah bagaimana membuat warga desa tergerak dan menyadari bahwa mereka adalah agen perubahan. Merekalah sumber kekuatan,” terang Herlina, penggagas SIGAP.