Keramik Buatan India Banjiri Pasar Indonesia
Penerapan safeguard terhadap keramik impor asal China memberikan angin segar bagi industri keramik dalam negeri.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri keramik tanah air masih belum terbebas dari gempuran produk impor. Setelah China kini giliran produk keramik asal India mulai membanjiri pasar lokal.
Pada kuartal pertama tahun ini, volume impor produk keramik asal China menurun 14% hingga 15%. Namun di saat yang sama, impor produk India justru melejit.
Mengantisipasi hal itu, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mencermati perkembangan pasar dan berencana mengusulkan tambahan safeguard.
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengharapkan penerapan safeguard terhadap keramik impor China memberikan angin segar bagi industri keramik dalam negeri.
Asaki memproyeksikan utilisasi kapasitas produksi tahun ini meningkat menjadi 75% dari total kapasitas terpasang nasional sebesar 550 juta meter persegi. Tahun lalu, utilitas kapasitas nasional diperkirakan 67%-68%.
Setelah implementasi kebijakan safeguard, ternyata industri keramik lokal masih menghadapi sejumlah tantangan.
Baca: Kisah Tentang Suradi, Pengangguran Yang Punya Warisan Lahan 2000 M2 untuk Kolam Ikan dan Lobster
"Berdasarkan data, volume impor kuartal I-2019 hanya turun sekitar 14%-15% dan sebaliknya angka impor dari India melonjak signifikan lebih dari ratusan persen," ungkap Edy kepada KONTAN, Minggu (12/5/2019).
Asaki melihat volume impor keramik asal India meningkat signifikan sejak pemberlakuan safeguard terhadap produk keramik China.
Baca: Kronologi Kasus Mutilasi Kasir Minimarket di Palembang, Korban Ditemukan Membusuk di Penginapan
Asosiasi mengaku sedang memantau perkembangan pasar dan membuka peluang untuk mengajukan usulan tambahan safeguard.
Setelah implementasi safeguard, kinerja industri keramik memang masih stagnan dan belum memuaskan. Secara umum, Edy menyebutkan, penjualan keramik pada awal tahun biasanya belum meningkat signifikan.
"Namun di kuartal II 2019 kami mengestimasi dapat tumbuh 2%-3% karena permintaan menjelang Hari Raya," ungkap dia.
Tak semua pelaku industri menikmati pertumbuhan. Salah satu produsen keramik, PT Cahaya Putra Asa Keramik Tbk (CAKK), memproyeksikan penjualan di kuartal kedua tahun ini menyusut.
"Penurunannya bisa mencapai 30%-40%," kata Direktur CAKK, Juli Berliana, Jumat (11/5/2019) pekan lalu.
Penjualan CAKK menurun akibat keterbatasan angkutan untuk menyalurkan produknya. Di sisi lain, produsen keramik KAISAR ini mengatakan penurunan terjadi karena terpangkasnya hari kerja mengikuti masa cuti bersama.
Asosiasi meyakini permintaan keramik kembali menanjak setelah semester kedua. Namun mereka belum mau membicarakan target pertumbuhan secara pasti pada tahun ini. Edy hanya bilang, permintaan keramik akan meningkat seperti tahun sebelumnya lantaran didukung permintaan sektor proyek maupun ritel.
"Kami juga mengharapkan pasca pilpres yang berjalan lancar, sektor properti bisa menggeliat," jelas Edy.
Soal kebijakan harga, industri belum berencana menaikkan harga di semester pertama tahun ini.
Setelah safeguard bergulir, setiap produsen berinisiatif melakukan konsolidasi internal dengan mencoba menaikkan kembali utilitas produksi. Adapula produsen yang melakukan peremajaan mesin dan menambah kapasitas produksi.
Reporter: Agung Hidayat, Handoyo, Kenia Intan
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Giliran keramik asal India banjiri pasar lokal