Banderol IPO Rp 100-105 per Lembar Saham, Begini Kinerja PT Hotel Fitra International Tbk
Perusahaan juga memberikan stimulus kepada investor dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 132.000.000 atau 132 juta Waran Seri 1
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan pengelola Hotel Fitra yang terletak di Majalengka - Jawa Barat yakni PT Hotel Fitra International Tbk, akan menjadi perusahaan publik melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).
Sebagai perusahaan induk, PT Hotel Fitra International Tbk memiliki anak usaha yakni PT Bumi Majalengka Permai (BMP) selaku pengelolaan hotel dan PT Fitra Amanah Wisata (FAW) yang bergerak pada bisnis tour and travel.
Perseroan akan melepas saham sebanyak-banyaknya 220.000.000 juta saham kepada publik. Jumlah ini setara dengan 36,67% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan, dengan nilai nominal Rp 100/saham.
Bersamaan dengan IPO ini, perusahaan juga memberikan stimulus kepada investor dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 132.000.000 atau 132 juta Waran Seri I.
Perseroan telah menunjuk lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal (LPPPM), termasuk penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) yakni PT Lotus Andalan Sekuritas.
Baca: Harga Sahamnya Turun, Ini Penjelasan Garuda Indonesia
“Kami percaya, dengan menjadi public listed yang transparan dan akuntabel, Perseroan akan semakin bertumbuh kedepan seiring dengan prospek bisnis di kota Majalengka (Jawa Barat). Sesuai dengan salah satu misi Perseroan, yakni bersama dengan Pemerintah setempat, bertekad untuk memajukan pariwisata lokal dan menciptakan pertumbuhan ekonomi,” kata Joni Rizal - Direktur Utama PT Hotel Fitra International Tbk, di sela-sela pelaksanaan Due Diligence Meeting & Public Epose di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Wientoro Prasetyo, Direktur Utama sekaligus Lead Underwriter PT Lotus Andalan Sekuritas mengatakan, dana hasil penawaran umum ini akan digunakan sebesar 50 persen untuk mengakusisi tambahan land bank oleh anak usaha perusahaan yakni PT Bumi Majalengka Permai (BMP), sebagai pengelola Hotel Fitra.
Sekitar 30% dana IPO juga akan digunakan untuk pembangunan Convention Hall di Hotel Fitra milik BMP. Sedangkan sisa dana IPO sekitar 20%, akan digunakan sebagai modal kerja bagi BMP. Dan terkait dengan harga penawaran IPO, Perseroan menawarkan harga per saham pada kisaran Rp 100 – Rp 105.
Perseroan menargetkan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rencana IPO ini pada 23 Mei mendatang, dan setelah itu akan melakukan Masa Penawaran (Offering Period) pada 24-27 Mei 2019.
Masa Penjatahan dijadwalkan pada 28 Mei, distribusi dan refund saham pada 29 Mei, dan rencana Pencatatan Perdana Saham atau listing di BEI pada 31 Mei mendatang.
Baca: Tiga Putra Terbaik Majalengka Melenggang ke Senayan
Sukino - Direktur Keuangan PT Hotel Fitra International Tbk menjelaskan, sepanjang tahun lalu, tingkat okupansi atau keterisian hotel terus meningkat menjadi 53,85% dibandingkan dengan akhir Desember 2017 yang hanya 47,77%.
Dari posisi keuangan Perseroan, pada akhir 2018, asset Perseroan mencapai Rp 47,07 miliar, sementara kewajiban sebesar Rp 23,43 miliar. Pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 8,07 miliar, dari tahun 2017 sebesar Rp 2,48 miliar.
"Adapun, untuk posisi pendapatan Perseroan, terbesar pada tahun lalu, berasal dari sewa kamar sebesar 73,67%, sementara sisanya dari sewa ruangan rapat 17,52%, restoran 7,71%, sisanya dari laundry," katanya.
Prospek Bisnis