Tiket Kereta di Tanggal Favorit Mudik Hanya Tersisa untuk Tujuan Bandung dan Cirebon
Tiket KA di tanggal-tanggal favorit H-7 sampai dengan H-1 (29 Mei - 4 Juni 2019) sudah tidak tersisa
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya animo masyarakat menggunakan moda transportasi kereta api membuat tiket KA jarak jauh tujuan kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur terjual habis.
Executive Vice President Daop 1 Jakarta, R Dadan Rudiansyah menjelaskan tiket KA di tanggal-tanggal favorit H-7 sampai dengan H-1 (29 Mei - 4 Juni 2019) sudah tidak tersisa dengan okupansi 100 persen.
"Jadi sudah tidak ada lagi kecuali rute sedang seperti ke Bandung dan Cirebon masih ada tiket tersisa keberangkan H-10 hingga H-1," kata Dadan di Jakarta, Senin (20/5/2019).
Selama 22 hari masa Angkutan Lebaran 2019, data penjualan tiket pada 20 Mei 2019 pukul 11.00 WIB menunjukkan tiket terjual sebanyak 385.537 (91,14 persen) dari 422.998 tempat duduk yang disediakan.
Baca: Jelang 22 Mei, Prabowo Tipiskan Selisih Suara atas Jokowi, Berikut Hasil Rekapitulasi 31 Provinsi
Sedangkan pada hari lebaran (H1 dan H2) telah terjual 74.365 tiket (83,50 persen) dari 89.060 yang disediakan.
Baca: BPTJ Bakal Gunakan Sistem Kendali Lampu Lalin Otomatis saat Arus Mudik Lebaran 2019
Dengan angka tersebut PT KAI memasikan masih tersedianya tiket KA relasi tertentu.
PT KAI Daop 1 Jakarta masih menyediakan tiket bagi pelanggan yang tetap ingin melakukan perjalanan mudik menggunakan KA, masyarakat yang belum memiliki tiket dapat memilih keberangkatan perjalanan KA pada tanggal yang masih tersebut berdasarkan data penjualan.
Baca: Pameran Jakarta Fair Kemayoran 2019 Kembali Hadir, Dibuka Mulai 22 Mei
PT KAI Daop 1 Jakarta mengimbau kepada pelanggan agar selalu memantau dan memesan ketersedian tiket melalui website www.kai.id, KAI Access, contact center 121, atau chanel eksternal lainnya.
"Kami selalu konsisten memberi pelayanan yang mengedepankan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan kepada pengguna jasa. Itu sebabnya KA jarak jauh selalu dibatasi kapasitas angkutnya," kata Dadan.