Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Garap Bisnis Kargo dan Logistik, Platform Digital On-Trucks Libatkan 400 Vendor dan 5.000 Armada

On-Trucks saat ini memiliki data base 400 vendor perusahaaan trucking dengan total 5.000 armada.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Garap Bisnis Kargo dan Logistik, Platform Digital On-Trucks Libatkan 400 Vendor dan 5.000 Armada
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Founder dan Chief Executive Officer PT Phos Tekno Indonesia, Yohanes Rocky (kanan) dan Teguh Siswanto, Chief Operating Officer PT Phos Tekno Indonesia di acara pengenalan platform digital layanan kargo logistics On Trucks di Jakarta, Senin (27/5/2019). 

TRIBUNNEWS.,COM, JAKARTA - Platform layanan transportasi kargo dan logistik berbasis online, On-Trucks, makin agresif menggarap pasar jasa pengiriman barang di Indonesia seiring dengan sambutan pasar yang semakin positif terhadap platform digital ini terutama dari kalangan industri fas moving consumer goods (FMCG).

Founder dan Chief Executive Officer PT Phos Tekno Indonesia, Yohanes Rocky, perusahaan yang menaungi On-Trucks mengatakan, saat ini pihaknya memiliki data base 400 vendor perusahaaan trucking dengan total 5.000 armada yang terdiri dari beragam jenis truk, termasuk truk ringan dan pick up kelas 1 ton dengan wilayah operasi di seluruh Indonesia. 

Pihaknya merangkul perusahaan jasa angkutan truk di bisnis ini, mulai dari pengusaha angkutan perorangan yang hanya memiliki beberapa armada sampai perusahaan transportasi truk dengan ratusan armada.

Sementara, klien yang ditangani selama ini berasal dari industri FMCG, ritel, kertas, semen dan bahan proyek konstruksi, dan lain-lain. Sejumlah perusahaan yang menjadi kliennya adalah Hero, Siam Cement Group, Prambanan kencana, LG Hausys, Jaya Beton, Fajar Paper, Samsung SDS, Wilmar, Rephouse, SunCo, Dua Berlian dan LTC Glodok. 

On-Trucks 2
Founder dan Chief Executive Officer PT Phos Tekno Indonesia, Yohanes Rocky di acara pengenalan platform digital layanan kargo logistics On Trucks di Jakarta, Senin (27/5/2019).

"Total klien kita ada sekitar 30-40 perusahaan besar dan 3000 perusahaan skala kecil-menengah. Tarif muatan kita berdasarkan kilometer jarak tempuh. Untuk muatan barang ringan seperti snack kita pakai hitungan volume. Untuk barang muatan berat seperti semen kita pakai hitungan tonase," jelas Rocky.  

"Klien kita seperti Wilmar, SCG, Hero, dan lain lain merupakan klien enterprise kita yang setiap hari bisa mengirim barang 30-40 truk. Ada juga klien SME seperti pedagang di Mangga Dua. Untuk klien enterprise, hitungan ongkos kirimnya kita gunakan MoU negotiations. Kalau untuk SME cukup menggunakan aplikasi kita di smartphone," jelasnya. 

Baca: Tata Motors Segera Kenalkan 7 Produk Baru untuk Perkuat Pasar Kendaraan Niaga

Untuk memanfaatkan platform ini, user harus terlebih dulu mendaftar kemudian melakukan login sebagai user. "Kita menerapkan ketentuan pemilik barang membayar dulu di depan melalui payment gateway kita, baru truk akan datang untuk menjemput barang yang akan dikirim," jelas Rocky.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan, pihaknya hanya merekrut pemilik langsung truk sebagai vendor sekaligus mitra di bisnis ini.

"Kita wajibkan yang join ke kita adalah owner truknya langsung. Untuk sopir belum bisa gabung karena isu di bisnis transportasi di barang di Indonesia itu sensitif, seperti barang hilang, truk hilang dan sebagainya. Kalau armadanya sedikit tak masalah dan usia kendaraan yang boleh gabung kita mengikuti aturan pemerintah," jelasnya. 

Hilangkan broker

Edy, salah satu owner On-Trucks menambahkan, bisnis ini memiliki masa depan sangat cerah dan akan membuat perekonomian Indonesia berputar lebih kencang lagi. "Untuk sementara, kita ingin main lokal dulu, kita ingin mengajak lebih banyak lagi orang Indonesia untuk download aplikasi kita," ujar Edy. 

Rocky menilai bisnis jasa kiriman dan logistik berbasis online ini sangat menjanjikan ke depannya karena selama ini isu utama di bisnis logistik adalah kuatnya dominasi orang ketiga sebagai broker yang membuat ongkos logistik di Indonesia menjadi mahal.

Platform ini, klaim Rocky, membantu menghilangkan peran broker tersebut.

"Bisnis logistik di Indonesia itu tarifnya cenderung gelap. Tidak ada patokan pasti. Melalui platform ini kita membantu pemilik barang mendapatkan kepastian biaya kirim. Sementara bagi pengusaha pemilik truk mereka juga mendapatkan kepastian biaya sewa truk dan kepastian pendapatan selain juga membantu memaksimalkanj utilisasi armadanya," jelasnya.

Dia menjelaskan, trend bisnis logistik di Indonesia biasanya mengalami puncak pada 3 bulan sebelum memasuki Lebaran, kemudian akan drop di fase Lebaran dan akan kembali naik lagi satu bulan setelah Lebaran sampai akhir tahun. 

Teguh Siswanto, Chief Operating Officer On Trucks mengatakan, setelah Lebaran atau sekitar Agustus nanti pihaknya akan luncurkan produk baru yang sekaligus akan menambah portofolio SDM di grup bisnis On-Trucks.

Salah satu produk baru yang akan diperkenalkan ke dunia usaha adalah On Express, bisnis layanan antar kirim barang untuk jumlah satuan yang lebih kecil.

Bisnis menyasar para pelaku online shopping yang marak di Indonesia.

Penulis: Choirul Arifin 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas