Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Daerah Produsen Lampung Malah Mengimpor Kopi, Diduga Ada Mafia, Ini Modusnya

Mantan bupati Lampung Barat ini menilai, masuknya kopi impor ini menyebabkan kualitas kopi Lampung turun.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Daerah Produsen Lampung Malah Mengimpor Kopi, Diduga Ada Mafia, Ini Modusnya
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, Dewan Kopi (DeKopi) Lampung, dan Kadin Lampung mengambil langkah cepat terkait fakta adanya impor kopi dari luar negeri.

Fakta ini sempat diungkapkan oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat berbincang dengan para pemimpi redaksi media massa di Lampung, Selasa (23/7/2019).

Bahkan Arinal sempat kesal dan kecewa Lampung sebagai produsen kopi justru mengimpor kopi.

Menyikapi hal tersebut, Ketua DeKopi Mukhlis Basri, Ketua AEKI Lampung Juprius, serta pengurus Kadin Lampung Jares Mogni mengunjungi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Panjang, Bandar Lampung, Rabu (24/7/2019).

Baca: Sesaat Lagi Live Streaming TVRI Japan Open 2019 Jam 08.00 WIB Marcus/Kevin Main, Yuk Nonton di HP

Baca: Hanya dengan Satu Postingan, Ronaldo Bisa Hajatan 360 Jam di SUGBK

Baca: Jefri Nichol Ramai Dibicarakan karena Tertangkap Menggunakan Ganja, Produser Film Ini Ikut Menjeguk

Baca: Video Viral, 2 Remaja Melindas Sejumlah Makam Menggunakan Sepeda Motor

Baca: Di ITD Expo, Kemenristekdikti Pamerkan 59 Purwarupa Riset Unggulan

Kedatangan mereka untuk menelusuri perusahaan yang melakukan impor kopi di Lampung.

Rombongan diterima General Manager PT Pelindo Lampung II Cabang Panjang, Drajat Sulistyo.

Hasilnya, ternyata benar terdapat perusahaan yang melakukan impor kopi.

BERITA TERKAIT

Bahkan jumlahnya cukup besar.

Sampai pertengahan tahun ini saja, sudah ada impor kopi sebanyak 8.000 ton lebih ke Lampung.

“Saya kaget ternyata sampai bulan ini saja, sudah ada 8.000 ton lebih impor. Ini hasil penelusuran awal kami tadi di Pelindo II,” kata Mukhlis.

Menurut Mukhlis, kondisi ini sangat memprihatinkan.

Sebab, hal itu membuat harga kopi petani Lampung anjlok.

“Ini yang membuat harga kopi di tingkat petani rendah. Saya yakin ini yang menyebabkan harga kopi rendah. Saya akan meminta pihak berwenang menghentikan ini,” tandasnya.

Mafia Kopi

Mukhlis menduga ada mafia kopi yang bermain.

Modusnya, kopi impor Vietnam dicampur kopi Lampung, lalu diekspor kembali.

Dengan begitu, mafia kopi bisa mendapat selisih harga dari pembelian kopi Lampung asli dari petani.

Ia menceritakan, selama ini memang pernah mendengar desas-desus mafia kopi.

"Pernah waktu itu ada informasi kapal akan berlabuh ke Panjang membawa kopi dari luar negeri. Kita tunggu di pelabuhan, kita cek tetapi ternyata tidak ada. Nah saya baru tahu lagi ini ada Impor kopi diungkapkan Pak Gubernur, maka kita bergerak cepat," imbuhnya.

Saat ini, harga kopi Vietnam kisaran Rp 15 ribu per kg.

Sementara kopi Lampung kualitas ekspor harganya Rp 22 ribu per kg.

"Kenapa kopi Vietnam itu lebih murah? Karena kualitasnya di bawah kopi Lampung," tandasnya.

Mantan bupati Lampung Barat ini menilai, masuknya kopi impor ini menyebabkan kualitas kopi Lampung turun.

"Kopi oplosan, seolah-olah kopi Lampung," kata dia.

Karena itu, pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur Lampung terkait hal tersebut.

Ia menegaskan, impor kopi harus disetop.

Sebab, ini yang membuat harga kopi petani Lampung turun.

Menurutnya, jika ada izin dari kementerian terkait impor kopi, maka ada yang memberikan rekomendasinya dari Lampung. Sebab, izin dari pusat tidak mungkin turun kalau tidak ada rekomendasi dari daerah.

Ketua AEKI Lampung Juprius mengatakan, anggota AEKI tidak ada yang melakukan impor kopi dari Vietnam.

Menurutnya, kualitas kopi robusta Lampung sangat bagus, bahkan nomor satu di dunia.

"Bijinya besar. Berbeda dengan kopi Vietnam, biji kecil dan lebih pahit. Bisa saja memang modusnya mengimpor kopi Vietnam kemudian dicampur kopi Lampung untuk diekspor kembali. Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga kopi Vietnam yang lebih murah namun kualitasnya di bawah," kata Juprius.

Menurutnya, perusahaan dan pemerintah harus terbuka dalam impor kopi ini.

"AEKI dan Dewan Kopi ingin meningkatkam kualitas dan harga kopi. Ini tujuan kita. Kalau benar stok kopi kurang, sehingga ada perusahaan yang mengajukan impor kopi, dibuka saja, siapa perusahaannya dan berapa kebutuhannya. Jangan diam-diam impor," tegasnya.

Sama seperti Mukhlis, Jupris pun menilai impor kopi inilah yang membuat harga anjlok.

Menurutnya, harga kopi Lampung dengan kualitas baik harganya mencapai 3-4 dolar AS.

"Harga kopi sekarang anjlok, Rp 17 ribu sampai Rp 17.500 dengan dolar Rp 14.000. Jadi harga kopi itu hanya di kisaran Rp 1 dolar. Seharusnya, harga kopi itu 3 atau 4 dolar per kilogram," ucapnya.

"Intinya kami siap melaporkan dan akan menyikapi impor kopi ini. Kami akan mencari benang merahnya. Kalau perlu saya akan laporkan ke pihak berwajib. Agar gudang perusahaan yang impor kopi itu disegel," tambahnya.

Tekan Impor Kopi

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Satria Alam mengatakan, kebijakan Gubernur Lampung yang mengimbau pengusaha di Lampung untuk menekan impor kopi dilakukan dengan tujuan untuk membantu petani kopi.

Kedua, kebijakan ini juga dilakukan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Provinsi Lampung agar dapat surplus seperti 5 tahun belakangan.

"Ini adalah upaya untuk menekan impor karena sebetulnya impor tidak dilarang, tapi kita diimbau agar menekan impor dengan pertimbangan dua hal tadi," jelasnya.

Terkait impor kopi, Satria mengatakan, impor kopi memang pernah dilakukan.

Namun, hanya untuk kasus-kasus tertentu.

Seperti pada kisaran tahun 2017-2018, dilakukan impor kopi.

Karena pada saat itu pengusaha khususnya (untuk produk) turunan kopi kekurangan bahan baku.

Sedangkan pada saat itu produksi kopi Lampung mengalami penurunan sementara Lampung sudah ada komitmen dengan negara tujuan untuk ekspor.

Sehingga, impor dipilih sebagai jalan keluar untuk mengatasi kebutuhan yang tidak dipenuhi kopi produksi lokal.

Ke depan, pemerintah berharap tidak kekurangan suplai kopi lagi, tapi overproduksi dengan berbagai upaya yang dilakukan bersama stakeholder terkait. (Tribunlampung.co.id/Beni Yulianto/Ana Puspita Sari)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ada Mafia di Balik Lampung Impor Ribuan Ton Kopi? Ternyata Begini Modusnya

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas