Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri Basuki Dukung Rest Area untuk Brand Lokal bukan UKM

Basuki Hadimuljono sepenuhnya mendorong brand lokal mendapat porsi mayoritas di rest area (tempat istirahat) jalan tol.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Menteri Basuki Dukung Rest Area untuk Brand Lokal bukan UKM
IST
Menyambut arus mudik dan arus balik Lebaran 2019 ini, Rest Area KM 166 dan KM 164 di Jalan Tol Cikopo Palimanan, Jawa Barat, menggelar program Rest Area Food Truck Festival. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sepenuhnya mendorong brand lokal mendapat porsi mayoritas di rest area (tempat istirahat) jalan tol.

Menteri Basuki menegaskan yang harus didukung brand lokal bukan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Saya mohon maaf, tapi ada banyak benarnya apa yang disampaikan kawan-kawan Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia bahwa yang tepat adalah untuk brand lokal. Jadi bukan UKM, karena sekali lagi mohon maaf kalau UKM nanti yang dijual mie cup bukan sate maranggi, rawon wuling, pecel madiun, gudeg jogja, dan lainnya," ucapnya di kantor PUPR, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Menurutnya, pengelolaan jalan tol rest area yang berkelanjutan menjadi penting agar tercipta suasana lebih nyaman dan lebih safe bagi pengendara.

Basuki meminta seluruh stakeholder untuk satu tujuan meningkatkan pelayanan di atas standart pelayanan minimum, termasuk dari toilet, mushala, dan tempat pendukung lainnya.

Baca: Rest Area di Tegal Ini Memilki Toilet 308 Buah, Raih Penghargaan dari MURI

"Sehingga tidak hanya menyediakan untuk fungsi pokoknya saja pengisian bahan bakar dan makan saja. Kami evaluasi semua-muanya, tidak gampang karena investasinya tidak kecil, kami juga harus mendengarkan aspriasi dari mereka," katanya.

Berita Rekomendasi

Widie Wahyu GP dari Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia mengusulkan agar ke depan disediakan opsi toilet berbayar dan tidak berbayar.

Tujuannya, menurut dia karena toilet gratis sering kali merugikan pihak pengelola di mana perlengkapan yang rusak dan hilang (dicuri).

"Pengalaman saya 13 tahun kelola rest area. Di dalam toilet banyak yang hilang kemudian persoalan air susah sekali kita. Kalau ada toilet gratis kami siapkan requirmentnya, itu usul kami," ucap Widie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas