Teknologi Masih Impor, Indonesia Sulit Cetak Benih Bermutu Tinggi
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan benih namun tidak didukung teknologi yang mumpuni di dalam negeri.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan benih namun tidak didukung teknologi yang mumpuni di dalam negeri.
Hal itu seperti diutarakan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Prof. Totok Agung dalam forum Peta Jalan Perbenihan Indonesia di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
“Saya harus berani menyatakan bahwa teknologi (perbenihan) Indonesia lebih dari 50 persen masih impor. Sisanya itu hasil rakitan-rakitan dalam negeri, teknologi tepat guna, teknologi assembling,” aku Totok.
Menurutnya kendala yang dihadapi Indonesia yakni jenis produk benih yang kurang beragam, dan volumenya yang masih kurang.
Itu menyebabkan banyak perusahaan multinasional yang menggunakan benih sumber impor, sementara benih Indonesia tidak dapat bersaing dengan luar negeri.
Baca: Giordano Usung Nilai Kebanggaan Pada Bangsa di Kampanye OneIndonesia
Baca: Lolos Tes Anggota Paskibraka, Putri Pasangan Buruh Migran Berharap Jadi Pembawa Baki Bendera Pusaka
Baca: Kunci Sukses Arema FC Curi Poin dari Persija: Kebiasaan Tukar Posisi Hanif Sjahbandi-Hamka Hamzah
Baca: Ke Martapura, Persib Merasakan Pengalaman Bertandang yang Berbeda Dibandingkan di Malang
“Ini adalah tantangan kita, bagaimana dalam kaitannya pembenihan untuk mengembangkan kemampuan benih bermutu tinggi,” ujarnya menambahkan.
Melalui forum Peta Jalan Perbenihan Indonesia para instansi yang tergabung di dalamnya berharap pemerintah lebih aktif mendengarkan sampai ke akar rumput.
Masukan tersebut akan berkaitan dengan pengambilan kebijakan terkait kemajuan pembenihan, kelompok pertanian tersebut juga mengkonsolidasikan para pelaku usaha agar benih lokal dilindungi negara.