AB2TI Kenalkan Varietas Unggul Padi IF16, Cita Rasa Nasinya Lebih Pulen
Berbeda dengan IF8 yang rasa nasinya lebih cocok untuk masyarakat wilayah Sumatera karena pera, varietas padi IF16 rasa nasinya pulen
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) kembali memperkenalkan varietas padi unggul IF (Indonesian Farmers) 16.
Selain disebut tahan hama penyakit seperti wereng batang cokelat, penggerak batang padi dan blast, varietas ini mempunyai produktivitas mencapai 12 ton/hektar (ha) gabah kering panen (GKP).
Ketua Umum AB2TI, Dwi Andreas Santosa dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Rabu (21/8/2019) mengatakan, varietas padi IF16 merupakan pengembangan lebih lanjut dari varietas padi IF8.
Berbeda dengan IF8 yang rasa nasinya lebih cocok untuk masyarakat wilayah Sumatera karena pera, varietas padi IF16 rasa nasinya pulen, sehingga cocok untuk masyarakat Jawa.
Keunggulan lainnya dari IF16 dibandingkan varietas lainnya, umurnya terbilang genjah alias cukup pendek, yakni hanya 90 hst (hari setelah tanam) atau 104 hss (hari setelah sebar) di musim gadu dan tahan terhadap hama penyakit, seperti penggerek batang padi, wereng batang cokelat dan blast.
"Keunggulan yang menonjol adalah produktivitasnya cukup tinggi. Hasil ubinan terakhir mencapai 12,2 ton gabah kering panen (GKP)/ha, bahkan April lalu saat uji coba pertama sebanyak 14,06 ton/ha GKP," katanya Dwi Andreas Santosa di sela panen padi IF16, di Widasari, Kabupaten Indramayu, Senin (19/8/2019).
Baca: Inilah Benny Wenda, Sosok yang Disebut Tokoh di Balik Rusuh Papua dan Kini Bermukim di Inggris
Andreas menyebutkan, hasil ubinan hanya berasal dari 48 rumpun, seharusnya untuk luasan 2,5 m X 2,5 m jumlah rumpun yang ada untuk jarak tanam 30 cm X 30 cm sebanyak 64 rumpun.
Dengan demikian potensi sesungguhnya dari benih padi IF16 sebesar 16,3 ton GKP per hektar.
Baca: Alisa Wahid Kecewa, Cak Imin Sampai Saat Ini Tak Pernah Minta Maaf ke Keluarga Gus Dur
Dwi Andreas menyebutkan, varietas padi IF16 merupakan keturunan dari IF8 yang disilangkan dengan varietas lokal dari Malang pada tanggal 14 Agustus 2014 di Sekretariat Nasional AB2TI.
Penyilangan dilakukan juga antara IF8 dengan varietas lainnya. Setelah generasi keempat, 3.500 galur turunan disebar ke petani anggota AB2TI di 6 Kabupaten.
Baca: Gubernur Lukas Enembe: Kenapa Tak Terjunkan Banser untuk Bela Mahasiswa Papua yang Dipersekusi
Setelah melalui seleksi hingga 11 generasi, akhirnya didapatkan varietas IF16 yang hasilnya tertinggi dibanding galur lainnya.
Secara genetik varietas IF16 menurut Dwi Andreas sudah cukup stabil. Berdasarkan kriteria pemulia tanaman, jika sudah mengalami seleksi selama minimal 5 generasi galur tersebut sudah stabil.
IF16 memiliki jumlah anakan rata-rata 28 dan bulirnya 160 - 200 per anakan, sehingga layak untuk dikembangkan.
“Jadi kemunculan IF16 ini bukan tiba-tiba. Bahkan melalui jejaring AB2TI, kami telah menyebarkan varietas ini ke belasan kabupaten," ujarnya.